Dukung Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Komitmen Transisi Energi Ramah Lingkungan

Rabu, 14 Desember 2022 | 11:32 WIB
Dukung Ketahanan Energi Nasional, Pertamina Komitmen Transisi Energi Ramah Lingkungan
Ilustrasi anjungan minyak. (Dok: Pertamina)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Untuk mendukung ketahanan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), yang merupakan Subholding Upstream Pertamina, terus berupaya meningkatkan kinerja. PHE juga terus memberikan upaya maksimal untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri.

Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), komposisi bauran besaran energi Indonesia diperkirakan akan didominasi oleh Energi Baru Terbarukan (EBT) pada 2050. Energi minyak dan gas juga dinilai tetap berperan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Sepanjang 2022, PHE menjalankan strategi operasi masif dan agresif melalui keberhasilan sejumlah pengeboran eksplorasi yang menghasilkan penambahan sumber daya 2C terambil sebesar 144 MMBO untuk minyak dan 931 BCFG untuk gas.

“Sejalan dengan target Net Zero Emission (NZE) pemerintah pada tahun 2060, PHE memiliki strategi transisi energi melalui peningkatan pemanfaatan energi gas yang ramah lingkungan, program dekarbonisasi dan inovasi teknologi Carbon Capture Utilization & Storage (CCUS) dan Carbon Capture Storage (CCS),” ujar Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng, dalam kegiatan Energy & Mining Editor Society (E2S) Awards.

Baca Juga: Gaungkan Transisi Energi, Pertamina Gelar Diskusi dan Paparkan Kajian Kebutuhan Energi

Temuan cadangan gas ini didukung oleh keberhasilan pengeboran eksplorasi sumur Sungai Gelam Timur-1, Wilela-001, Bajakah-001, Kolibri-1, Manpatu-1X, Markisa-001, dan GQX yang telah di validasi besaran sumber dayanya di tahun 2022. Sementara untuk discovery R-2, S-2, Sungai Rotan-1, dan Kembo-001 akan di catatkan di tahun 2023.

Selain itu, sebagai bagian dari value chain Pertamina integrated energy company, PHE juga didukung oleh infrastruktur Subholding Gas.

Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, PHE menerapkan beberapa teknologi terkini, antara lain 2D Seismic Broadband dengan Panjang lintasan lebih dari 32.000 km yang merupakan Survei Seismic Offshore terpanjang di Asia Pasifik selama 10 tahun terakhir, Full Tensor Gradiometry (FTG) yang baru pertama kali digunakan di Indonesia, serta 2D Vibroseis Acquisition, yang memiliki teknologi mutakhir untuk evaluasi target sub-vulkanik yang lebih baik melalui penerima nirkabel.

Muharram juga menjelaskan inovasi LPG Production Booster System di Kilang Badak LNG Bontang. Teknologi tersebut dapat meningkatkan produksi LPG untuk wilayah Bontang hingga 323% sebesar 603 M3 per hari.

“Dengan penemuan teknologi ini, memberikan harapan bahwa kita bisa menghasilkan tambahan produksi LPG nasional, yang secara otomatis dapat mengurangi impor LPG. Efisiensi atau mengurangi penggunaan energi secara cermat dan hemat bisa memberikan kontribusi pada penurunan karbon emisi,” tutur Muharram.

Baca Juga: Forbes Kembali Pilih Nicke Widyawati dalam Daftar 100 Wanita Berpengaruh di Dunia

PHE juga telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai partisipan/member sejak Juni 2022. PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek Environment, Social, dan Governance (ESG).

PHE mendapatkan rating ESG 30,5 atau peringkat 23 dari total 250 oil & gas producers. PHE akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang environmentally friendly, socially responsible dan good governance.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI