Hal tersebut merupakan situasi yang diluar dari kontrol manajemen GOTO.
Salah satunya imbas berakhirnya periode larangan pengalihan saham seri A yang membuat terjadinya kenaikan jumlah saham yang beredar di pasar.
"Mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan,” terusnya.
Selain itu, lanjut Patrick, terjadi juga berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial.
Ditambah lagi dengan siklus kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.
"Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan pengetahuan Perusahaan,” Patrick menegaskan.
Di luar dari itu, menurutnya, Perseroan akan terus fokus untuk mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui produk dan layanan berkualitas, meningkatkan engagement dari quality users, serta melakukan kegiatan bisnis secara lebih efisien, untuk mempercepat langkah kami menuju profitabilitas.
"Selain itu, kami juga terus melakukan penjajakan dengan potential investor baru, terutama menuju peluang masuknya GoTo ke dalam indeks global di paruh pertama tahun 2023,” terangnya.
Semua langkah-langkah tersebut, kata Patrick, dilakukan GOTO untuk memberikan manfaat dan nilai jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.
Baca Juga: Saham Ambyar Berhari-hari, GOTO Bakal Jual Aset?
Sementara itu, Direktur Utama GOTO, Andre Soelistyo menerangkan, kehadiran sejumlah produk dan layanan baru seperti GoTo Plus dan perluasan penggunaan GoPayCoins sebagai penghargaan loyalitas di seluruh ekosistem GoTo.