LPDB-KUMKM Targetkan Transaksi Business Matching Mencapai Rp100 Miliar di 2025

Kamis, 08 Desember 2022 | 16:05 WIB
LPDB-KUMKM Targetkan Transaksi Business Matching Mencapai Rp100 Miliar di 2025
Direktur Umum dan Hukum LPDB KUMKM, Oetje Koesoema Prasetia saat memberikan sambutan di di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan, Kamis, (8/12/2022). (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan transaksi dalam business matching bisa mencapai Rp100 miliar di 2025. Jumlah tersebut, terdiri dari kesepakatan business matching sebesar Rp23 miliar dari KUMKM di bawah koordinasi LPDB-KUMKM dan sisanya Rp14 miliar berasal dari KUMKM di bawah binaan Deputi Bidang UKM KemenkopUKM.

"Kita harus bisa achieve Rp100 miliar di tahun 2025," tutur Direktur Umum dan Hukum LPDB KUMKM, Oetje Koesoema Prasetia saat memberikan sambutan di di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan, Kamis, (8/12/2022).

Sepanjang 2022, transaksi dalam business matching yang dilakukan KUMKM melalui inisiasi dan fasilitasi KemenkopUKM telah mencapai Rp37 miliar. Oetje pun optimistis target tersebut bisa tercapai.

"Kalau kita liat target ke depan yang kita harapkan hampir 3 kali lipatnya. Tapi kita harus tetap semangat, supaya milestone kita mencapai Rp100 miliar bukan harapan kosong," lugasnya.

Baca Juga: Pelaku UMKM Ternyata Masih Banyak yang Belum Lakukan Digitalisasi Usaha Mereka

Nusantara Festival UMKM 2022. Acara ini berlangsung mulai 7-9 Desember 2022, di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Nusantara Festival UMKM 2022. Acara ini berlangsung mulai 7-9 Desember 2022, di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

Untuk mengejar target tersebut, LPDB-KUMKM menggelar Nusantara Festival UMKM 2022. Acara ini berlangsung mulai 7-9 Desember 2022, di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan.

Festival ini merupakan ajang unjuk gigi para Koperasi, UMKM, dan juga Lembaga Inkubator bersama para investor, buyer potensial guna menjalin kerja sama bisnis, mendapatkan pembiayaan investor, hingga akses permodalan dan pendampingan.

Selain itu, ajang ini juga menjadi gelaran tahunan untuk memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat tentang kebijakan pemerintah dalam membangun ekosistem Koperasi dan UMKM sekaligus sebagai perwujudan komitmen Kementerian Koperasi dan UKM dalam implementasi UU Cipta Kerja.

"Saya berharap kegiatan ini dapat melahirkan inkubator yang baik dan tidak salah pilih," ucapnya.

Tim Seleksi Supervisi LPDB-KUMKM, Indera Marwan Bayu Wicaksono. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Tim Seleksi Supervisi LPDB-KUMKM, Indera Marwan Bayu Wicaksono. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

Sementara itu, Tim Seleksi Supervisi LPDB-KUMKM, Indera Marwan Bayu Wicaksono menjelaskan, sejak dibuka 2 bulan lalu, sudah ada 12 inkubator yang lolos tahap seleksi.

Baca Juga: Raih Penghargaan UMKM, Ketua IKAPPI Lampung Dedikasikan untuk Para Pedagang Pasar

"Dari 43 pendaftar, kami seleksi dan yang lolos administrasi ada 23 inkubator. Dari 23 sudah kami kunjungi yang tersebar di seluruh Indonesia dari Aceh-Papua dipanggil untuk diwawancara hari ini itu ada 12 inkubator," terang Indera.

Kata Indera dari 12 inkubator yang masuk tahapan ini nantinya bisa dikerucutkan kembali menjadi sembilan. Namun, jika inkubator yang diwawancara memenuhi syarat dan kriteria, bisa saja semuanya diloloskan dalam tahapan ini. Sebab yang menjadi konsentrasi LPDB-KUMKM adalah mereka yang bisa membuat koperasi sejajar dengan start-up.

"Yang menjadi konsentrasi kami adalah bisa mengikubasi koperasi. Kalau selama ini mengikubasi hanya dari UMKMnya saja, tapi di 2023 ini kita lebih tekankan mereka paling tidak 50% tenantnya adalah tenant koperasi. Supaya ke depan koperasi Indonesia bisa sejajar dengan start-up," katanya.

Indera menambahkan, setidaknya ada tiga kriteria yang wajib dimiliki oleh para inkubator yaitu, mereka yang memiliki jaringan investor, jaringan lembaga pembiayaan serta jaringan offtaker untuk menyalurkan produk-produk dari koperasi tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI