Meski Kalah, Timnas Jepang Sumbang Rp 1,85 Triliun ke Negaranya

Kamis, 08 Desember 2022 | 09:18 WIB
Meski Kalah, Timnas Jepang Sumbang Rp 1,85 Triliun ke Negaranya
Pemain Timnas Jepang melakukan perayaan setelah mengalahkan Spanyol pada laga Piala Dunia 2022 di Stadion Internasional Khalifa, Qatar, Jum'at (2/12/2022) dini hari WIB. [KIM HONG JI/Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tim sepak bola Jepang memang terhenti di babak 16 besar Piala Dunia  2022 Qatar. Meski gugur, tim samurai biru itu memberikan kontribusi besar pada perekonomian dan bisnis di dalam negeri.

Seperti dikutip dari The Japan Times, penampilan ngotot Tomiyasu cs menghasilkan 16,3 miliar Yen atau setara Rp1,85 triliun (Kurs 1 yen = Rp114,05) terhadap perekonomian.

Menurut perkiraan lembaga think tank, kontribusi itu didorong dari kemenangan Jepang melawan tim besar seperti Jerman hingga Spanyol.

Akan tetapi perkiraan Dai-ichi Life Research Institute, dengan mempertimbangkan dampak pandemi Covid-19, kontribusi itu di bawah dari raihan pada Piala Dunia Rusia 2018 yang sebesar 21,5 miliar Yen.

Baca Juga: Kemenhub Optimalkan Digitalisasi untuk Tingkatkan Pelayanan dan Hadapi Tantangan Bisnis Maritim Global

"Popularitas sepak bola telah memudar sebelumnya (turnamen), tetapi kemajuan tim kali ini kemungkinan akan menghidupkan kembali minat," kata Toshihiro Nagahama, kepala ekonom di think tank, seperti dikutip, Kamis (8/12/2022).

Nagahama memperkirakan, penjualan produk terkait sepak bola, termasuk penjualan pakaian tim dan biaya berlangganan yang dibayarkan ke outlet media yang menyiarkan pertandingan sepak bola, akan menghasilkan dampak ekonomi sebesar 11,1 miliar Yen, dibandingkan dengan 14,3 miliar Ten untuk Piala Dunia sebelumnya.

Penjualan terkait makanan dan minuman, termasuk bar olahraga dan layanan pengiriman makanan diperkirakan sekitar 5,2 miliar Yen dibandingkan dengan 7,2 miliar Yen pada piala dunia sebelumnya.

Nagahama menambahkan, adanya pandemi membuat masyarakat Jepang lebih memilih menonton pertandingan di televisi berlangganan. 

Baca Juga: Saatnya Bisnis Waralaba Indonesia Bangkit Setelah 2 Tahun Masa Pandemi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI