Suara.com - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi kembali menjadi perbincangan hangat akibat kasus perceraiannya dengan sang istri Anne Ratna Mustika yang juga menjabat Bupati Purwakarta, Jawa Barat.
Kekayaan Dedi Mulyadi disorot karena jika keduanya bercerai, hampir bisa dipastikan akan ada pembahasan lebih lanjut mengenai pembagian kekayaan keduanya.
Kekayaan Dedi Mulyadi berasal dari berbagai sumber. Politikus Golkar ini juga diketahui mengelola sebuah situs Youtube. Dalam sebuah video yang viral di media sosial bahkan disebutkan laki-laki ini memiliki aset dengan total Rp7 triliun. Uang itu salah satunya berasal dari gaji dan tunjangan Dedi Mulyadi sebagai anggota DPR RI.
Di samping itu, kanal Youtube Dedi Mulyadi kini telah memiliki lebih dari tiga juta pengikut. Video dari politikus Partai Golkar ini bahkan telah ditonton lebih dari 600 juta kali.
Baca Juga: Pupus! Kang Dedi Mulyadi dan Bupati Karawang Dijodohkan Netizen Tapi Tak 'Direstui' Zodiak
Kontennya pun beragam. Kang Dedi, sapaan akrabnya, biasa mengunggah aktivitas bersama keluarga. Ada juga kisah-kisah inspiratif, dan kegiatannya menemui anggota masyarakat. Berkat popularitasnya di jagat Youtube, Dedi sempat masuk sepuluh besar bursa capres. Namun, dia sendiri tak banyak berkomentar terkait hal ini.
Kehidupan Dedi Mulyadi selama ini identik dengan kariernya sebagai politikus di daerah maupun pusat. Tidak tampak bahwa dirinya memiliki usaha atau pekerjaan lain.
Namun, diketahui Dedi memiliki rumah yang mewah dengan kolam ikan yang cukup besar. Arsitektur rumahnya dengan teras model joglo sangat tradisional. Dia juga memiliki pekarangan dan jalan setapak dengan bebatuan.
Meski tak menampakkan bisnisnya, sebenarnya Dedi Mulyadi berhasil mendapatkan uang dari pengelolaan channel Youtube. Diperkirakan dirinya mengantongi sedikitnya Rp138 juta-Rp2 miliar dari jaringan Youtube dengan tiga juta subscriber tersebut.
Penghasilannya masih ditambah dengan gaji serta tunjangan sebagai anggota DPR. Dedi juga diketahui pernah bergelut di industri tekstil karena pernah bergabung sebagai Sekretaris Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Textil, Sandang dan Kulit Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP SPTSK KSPSI).
Dedi menyebutkan dengan kariernya yang sekarang dia berhasil mengangkat derajat keluarga. Seperti diketahui, laki-laki kelahiran Subang, 11 April 1971 itu merupakan putra bungsu dari sembilan bersaudara.
Ayahnya merupakan pensiunan dini dari prajurit TNI karena sakit. Sementara ibunya, bekerja sebagai petani dan pedagang. Sejak kecil Dedi terbiasa hidup dengan penuh perjuangan.
Dedi menempuh pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya, Subang Jawa Barat. Dia tamat SD Subakti Subang pada 1984. Setelah itu dia melanjutkan ke SMP Kalijati, Subang dan SMA Negeri Purwadadi, Subang. Setelahnya, Dedi hijrah ke Purwakarta, Jawa Barat untuk menamatkan studi hukum di Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni