Suara.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terus menguat seiring ekspektasi pelaku pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) akan mengendurkan kenaikan suku bunga.
Rupiah pagi ini menguat 38 poin atau 0,25 persen ke posisi Rp15.388 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.426 per dolar AS.
"Rupiah masih berpeluang menguat hari ini terhadap dolar AS. Pasar masih mempercayai The Fed akan mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya ke depan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra, Senin (5/12/2022).
Terlebih, ujar dia, banyak analis memperkirakan resesi akan melanda perekonomian AS di mana situasi itu akan mendorong The Fed untuk tidak memberlakukan kebijakan moneter yang sangat ketat.
Baca Juga: Kurs Rupiah Menguat, Kini Berada di Posisi Rp15.673 per Dolar AS
Ditambah lagi, sikap pemerintah China yang melonggarkan pembatasan aktivitas dalam penanganan pandemi COVID-19, membantu memberikan sentimen positif ke aset berisiko.
"Kebijakan ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi China dan membantu perekonomian negara mitranya. Ini bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.
Investor berharap langkah-langkah melonggarkan pembatasan pandemi di China pada akhirnya akan mencerahkan prospek pertumbuhan global dan permintaan komoditas.
Lebih banyak kota di China mengumumkan pelonggaran pembatasan pada Minggu (4/11) ketika Beijing mencoba membuat kebijakan nol-COVID-nya lebih bertarget dan tidak terlalu memberatkan setelah protes baru-baru ini terhadap pembatasan.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi menguat ke arah Rp15.380 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp15.450 per dolar AS.
Baca Juga: The Fed Penuh Ketidakpastian, Harga Minyak Dunia Meroket Hampir 5 Persen
Pada Jumat (2/12) lalu, rupiah ditutup menguat 137 poin atau 0,88 persen ke posisi Rp15.426 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.563 per dolar AS.