Suara.com - PT Modernland Realty Tbk (MDLN) menggelar acara Public Expose, bertempat di Modern Golf & Country Club, Kota Modern, Tangerang. Acara Public Expose Perseroan dihadiri oleh jajaran Direksi, Komisaris dan Manajemen.
Tujuan diselenggarakannya Public Expose ini adalah untuk memberikan gambaran kinerja Perseroan, fakta material dan tantangan yang dihadapi oleh Perseroan di tahun 2022, serta prospek usaha Perseroan di tahun 2023.
Dharma Mitra, Direktur Perseroan dalam pemaparannya menjelaskan, pemulihan sektor properti di Indonesia yang terjadi sepanjang semester I-2022 dapat dikatakan masih berada pada fase awal, sehingga pertumbuhan tersebut masih akan menghadapi beberapa tantangan hingga akhir tahun.
Selain bertumpu pada permintaan pasar yang masih besar, kinerja sektor properti yang positif selama paruh pertama tahun ini dipicu beberapa penopang antara lain insentif fiskal dari pemerintah.
Baca Juga: Ada Lift Tercepat, Gedung atau Apartemen Kini Mulai Dibangun Pakai Teknologi Canggih
Memasuki semester II-2022, sektor properti kembali menghadapi tantangan yang berarti, dimana pelaku industri harus menghadapi berbagai kenaikan harga, mulai dari material hingga ongkos distribusi.
Kenaikan harga-harga tercermin dari tingkat inflasi yang menembus level 5,95% dan 5,71% pada bulan September 2022 dan Oktober 2022, dimana komoditas utama penyumbang inflasi antara lain adalah harga bahan bakar dan tarif angkutan umum.
Di sisi lainnya, kenaikan inflasi direspon oleh bank sentral dengan menaikkan tingkat suku bunga acuan, dimana terhitung sejak bulan Agustus 2022 suku bunga acuan telah mengalami kenaikan sebanyak empat kali berturut-turut, yaitu pada bulan Agustus sebanyak 25 bps (baca: basis point), bulan September sebanyak 50 bps, bulan Oktober sebanyak 50 bps dan pada bulan November sebanyak 50 bps sehingga suku bunga acuan saat ini adalah 5,25%.
Secara makro ekonomi kenaikan berkala suku bunga acuan ini menjadi antisipasi terhadap kemungkinan inflasi yang semakin tinggi, namun di sisi lain faktor kenaikan suku bunga acuan yang diiringi tekanan secara faktual berupa kenaikan harga-harga, dapat berimbas negatif terhadap daya beli masyarakat khususnya pada sektor properti.
"Selain kenaikan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan yang terjadi, tidak stabilnya kurs mata uang asing juga mempengaruhi kinerja Perseroan karena liabilitas Perseroan didominasi oleh utang dalam bentuk valas. Namun demikian Perseroan telah mempersiapkan mitigasi risiko yang dapat ditimbulkan dari kondisi ketidakpastian nilai tukar mata uang asing," ujar Dharma Mitra.
Baca Juga: Incar Orang Tajir, J-Trust Bank Berharap Bisa Salurkan Kredit KPR Rp25 Miliar Per Bulan
Lebih lanjut Dharma Mitra mengatakan, di tengah kondisi makro ekonomi yang berdampak pada pasar properti, Perseroan terus berupaya meningkatkan kinerja pemasaran antara lain dengan meluncurkan klaster-klaster baru di beberapa proyek Perseroan serta memberikan skema pembayaran yang lebih fleksibel kepada konsumen. Selain itu, Perseroan juga mempercepat pembangunan yang memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan serta meningkatkan kepercayaan konsumen.
Pemulihan kinerja pemasaran terlihat pula pada sektor industrial, dimana pada segmentasi ini Perseroan mencatatkan pertumbuhan pemasaran yang cukup baik jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan berharap pertumbuhan ekonomi baik global maupun nasional dapat berjalan ke arah positif, mengingat iklim investasi baik yang berasal dari lokal maupun internasional sangat dipengaruhi kondisi ekonomi dan geopolitik yang tengah berkembang saat ini.
"Mobilisasi masyarakat yang sudah mulai berangsur ke arah normal seiring dengan program vaksinasi yang semakin menyeluruh pada skala nasional, membawa dampak positif pula pada segmen hospitality yang dikelola oleh Perseroan," kata Dharma Mitra.
Mengenai Kinerja Keuangan Perseroan hingga 30 September 2022, sebagaimana diungkapkan Herman, Direktur Perseroan, dalam sembilan bulan pertama tahun ini, Perseroan berhasil membukukan Pendapatan sebesar Rp614,55 miliar, yaitu mengalami peningkatan sebesar Rp36,36 miliar atau 6,29% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp578,19 miliar.
Sementara Laba Bersih, hingga 30 September 2022, Perseroan membukukan Laba Bersih sebesar Rp234,51 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp694,70 miliar atau 150,96% bila dibandingkan dengan rugi bersih pada periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp460,19 miliar.
"Kenaikan ini terutama disebabkan adanya keuntungan atas penyelesaian sebagian utang obligasi luar negeri serta perubahan atas tingkat suku bunga obligasi luar negeri pasca restrukturisasi," ungkap Herman.
Untuk Kinerja Pemasaran dan Prospek Usaha Perseroan, diungkapkan oleh David Iman Santosa, Direktur Perseroan, dimana Perseroan membukukan Marketing Sales sebesar Rp600 miliar hingga kuartal III-2022, pencapaian ini merupakan 60% dari target penjualan non bulk-sales.
Adapun segmen residensial membukukan Rp342 miliar, meningkat 17% quarter to quarter. Kontribusi penjualan didominasi oleh Jakarta Garden City yang meluncurkan extension cluster Mahakam fase 2 di bulan Juni 2022 serta peluncuran new cluster The Essence @Yarra pada bulan September 2022.
Konsep dan desain baru dari produk-produk di Jakarta Garden City diharapkan dapat menjadi katalis positif dalam menerapkan strategi pemasaran guna menghadapi tantangan dan kondisi pasar yang ada.
Disamping itu pencapaian topping-off atas pembangunan Cleon Park Apartment North Tower pada bulan Agustus 2022 menunjukkan komitmen Perseroan dalam membangun hunian high-rise pertama di Jakarta Garden City.
Hingga kuartal III-2022, segmen industri membukukan Rp151 miliar, meningkat signifikan sebesar 95% year on year.
"Terlepas dari ketidakpastian makro ekonomi dan situasi geopolitik, Perseroan berharap segmen industri dapat mempertahankan kinerjanya hingga akhir tahun 2022," ujar David Iman Santosa.
Sementara itu, pada segmen perhotelan, Modern Golf & Country Club serta segmentasi lainnya memberikan kontribusi marketing sales sebesar Rp107 miliar hingga kuartal III-2022, meningkat 23% quarter to quarter.
"Perseroan optimis bahwa anak usaha Modern Golf & Country Club dapat tetap mempertahankan kinerja dan pelayanannya, begitu pula dengan kinerja dari hotel-hotel yang dikelola oleh Perseroan," kata David Iman Santosa.
Mengenai prospek usaha kedepan, ungkap David Iman Santosa, Perseroan memandang tahun 2023 menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar properti dengan fakta bahwa Bank Indonesia menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 4 kali dalam empat bulan berturut-turut serta kebijakan insentif PPN untuk properti yang telah berakhir pada September 2022 lalu.
Di sisi lain, inflasi yang terjadi juga mempengaruhi daya beli masyarakat dan dapat mempengaruhi iklim investasi pada sektor properti. Namun demikian, Perseroan akan terus mengembangkan strategi dan memperkuat eksekusi untuk menjawab tantangan-tantangan yang ada.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh Perseroan adalah dengan menghadirkan produk properti yang terjangkau di segmen pasar middle-up melalui pengembangan new design dan konsep yang lebih mendekatkan produk-produk Perseroan dengan selera pasar yang berkembang saat ini dengan tetap mempertimbangkan kekuatan daya beli pasar.
Saat ini Perseroan tengah fokus memasarkan cluster baru The Essence @Yarra yang berlokasi di Jakarta Garden City, new cluster Water Front dan Ruko Modern Hub yang berlokasi di Kota Modern Tangerang, serta Modernland Cilejit yang mengusung konsep Transit Oriented Development.
"Kedepan, Perseroan akan terus berinovasi dan meluncurkan produk-produk terbaru baik landed housing di Jakarta Garden City site A & C, maupun new shophouses yang tersebar diseluruh proyek Perseroan. Adapun Perseroan tengah berupaya pula untuk melakukan bulk-sales dengan menjalin komunikasi dengan berbagai investor sebagai upaya dalam rangka pemenuhan janji penjualan aset yang diatur dalam Amended Notes Indenture," ujar David Iman Santosa.
Terkait dengan pembelian kembali obligasi luar negeri, William Honoris, Direktur Utama Perseroan menjelaskan, dalam rangka pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK 31/POJK.04/2015 (“POJK 31”) tentang Keterbukaan atas Informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik, maka pada tanggal 28 Maret 2022 Perseroan melakukan keterbukaan informasi melalui SPE IDX net sebagai tindak lanjut dari keterbukaan informasi Perseroan sebelumnya tertanggal 15 Maret 2022 mengenai pelaksanaan pembelian kembali obligasi luar negeri (“Tender Offer”) melalui mekanisme Reverse Dutch Auction (“RDA”).
Berikut adalah hasil dari Tender Offer dari Notes 2025 dan Notes 2027:
Notes 2025:
- Total penawaran atas Notes 2025 yang Perseroan terima adalah sebesar US$136,90 juta.
- Jumlah Notes 2025 yang Perseroan beli kembali adalah sebesar US$48,43 juta.
- Harga kliring pembelian kembali atas Notes 2025 adalah sebesar US$0,53.
Dengan demikian, Perseroan mengeluarkan dana sebesar US$25,67 juta untuk pembelian kembali Notes 2025 senilai US$48,43 juta.
Notes 2027
- Total penawaran atas Notes 2027 yang Perseroan terima adalah sebesar US$155,43 juta.
- Jumlah Notes 2027 yang Perseroan beli kembali adalah sebesar US$54,54 juta.
- Harga kliring pembelian kembali atas Notes 2027 sebesar US$0,47.
Dengan demikian, Perseroan mengeluarkan dana sebesar US$25,64 juta untuk pembelian kembali Notes 2027 senilai US$54,54 juta.
Adapun setelah transaksi Tender Offer ini selesai di bulan April 2022, maka jumlah pokok terutang dari Notes 2025 menjadi US$130,72 juta, sekitar 73.0% dari jumlah pokok Notes 2025 yang diterbitkan pertama kali yaitu sebesar US$179,16 juta.
Sedangkan jumlah pokok terutang dari Notes 2027 menjadi sebesar US$213,94 juta, sekitar 79,7% dari jumlah pokok Notes 2027 yang diterbitkan pertama kali yaitu sebesar US$268,48 juta.
"Dengan selesainya proses Tender Offer melalui mekanisme RDA ini, maka beban utang Perseroan menjadi lebih rendah dimana hal ini berdampak positif terhadap kondisi operasional serta kelangsungan usaha Perseroan dalam jangka panjang," pungkas William Honoris.