Suara.com - Polemik impor beras mencapai babak baru usai Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan dukungannya terhadap rencana Bulog.
"Persetujuannya sudah, masuknya kapan saja, anytime. Jadi kalau diperlukan Bulog hari ini, besok, lusa, sudah bisa. Kami kasih kapan saja, jadi kalau enggak bisa memenuhi 6 hari itu, silahkan (impor) mau satu hari, setelah itu mau dua hari silahkan," ujar menteri yang akrab disapa Zulhas tersebut.
Menurut dia, stok beras di gudang Bulog sangat penting karena berfungsi agar harga komoditas tersebut tetap stabil dan memastikan stok tersedia.
Ia juga turut menyinggung pengaruh stok beras terhadap harga beras hingga turut mengerek inflasi nasional. "Beras itu kalau naik Rp 10 itu pengaruhnya terhadap inflasi 3 koma lebih 3,3-3,6 persen," kata Mendag.
Baca Juga: Mentan Bantah Stok Beras Menipis: Data BPS, Tahun Ini Produksi Kita Terbesar!
Hal ini sangat berkebalikan dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang sebelumnya menegaskan,Indonesia tidak perlu untuk melakukan impor beras.
Menurut Mendag, hingga saat ini Indonesia tidak kekurangan beras sama sekali, bahkan dirinya menganalogikan stok beras ini dengan pakaian.
"Jangan tanya saya kalau soal itu, itu kan kebijakan. Kau kalau sudah punya baju harus beli baju lagi? Untuk apa? Kecuali kalau mau gaya," kata Mentan saat dijumpai awak media di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (28/11/2022).
Terkait soal 600 ribu ton janji Kementan untuk memasok kebutuhan sebagai cadangan beras pemerintah (CBP) kepada Bulog juga berjanji akan dipenuhi.
"Mau 6 hari mau 1 hari datanya ada kok panen juga sudah jalan dari tahun ke tahun kita over stock," kata dia.
Sebelumnya, Perum Bulog berencana impor beras guna memenuhi stok cadangan beras pemerintah sebanyak 1,2 juta ton hingga akhir tahun 2022.
Dirut Perum Bulog Budi Waseso mengaku akan melakukan berbagai cara untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia, bahkan jika diperlukan dirinya juga mengusahakan impor.