Hal ini dilaksanakan Pupuk Kaltim melalui penerapan ekonomi sirkular, dengan memanfaatkan bahan baku dari bahan atau gas buangan produksi yang masih bisa digunakan. Sehingga dengan pemanfaatan gas buang, dapat mengurangi jejak karbon dari proses produksi. Selanjutnya Pupuk Kaltim juga mulai menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di area perkantoran untuk menekan emisi karbon di kawasan perusahaan.
Pupuk Kaltim juga menggagas program Community Forest, berupa aktivitas penanaman pohon dengan target 10 juta pohon hingga 2030. Program ini sudah terselenggara di berbagai daerah, seperti di Sukabumi Jawa Barat bekerjasama dengan Kostrad, Gorontalo serta Maratua Kalimantan Timur. Gagasan ini juga bagian komitmen Pupuk Kaltim untuk mencapai target pengurangan emisi karbon hingga 32,50 persen di tahun 2030.
“Pupuk Kaltim akan terus berkontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, sekaligus memberi manfaat keberadaan perusahaan bagi masyarakat. Sehingga keseimbangan antara profit, people dan planet sebagai salah satu misi Pupuk Kaltim dapat berjalan lebih maksimal,” tambah Meizar.
Ketua NCSR Ali Darwin, mengungkapkan ASRRAT tahun ini mengangkat ekonomi sirkular sebagai tema utama yang bertajuk “Pathway to Circular Economy”. Hal ini dinilai sangat relevan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), dimana pelaksanaan pembangunan berkelanjutan harus dikomunikasikan kepada publik melalui Laporan Keberlanjutan.
"Sejauh mana suatu entitas berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan serta pencapaian Kinerja ESG-nya, semuanya dapat dipertanggungjawabkan dalam laporan keberlanjutan,” kata Ali.
Maka dari itu, informasi keberlanjutan tidak hanya tercakup dalam laporan yang berdiri sendiri, namun juga dapat dimasukkan dalam laporan keuangan tahunan atau laporan tahunan perusahaan. Selain itu, framework pelaporan keberlanjutan tidak hanya berdasarkan GRI tetapi juga dari berbagai organisasi, yang terbaru adalah IFRS Sustainability melalui IFRS Foundation.
“Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka NCSR diubah menjadi National Center for Corporate Reporting (NCCR). Artinya kami tidak akan terlibat dengan laporan keberlanjutan saja, tapi lebih dari itu dengan mencakup semua jenis pelaporan perusahaan,” ungkap Ali.