Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklaim, stok beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir tahun ini. Hal ini ia sampaikan di tengah isu impor beras yang semakin kuat dengan alasan stok tidak mencukupi.
"Tahun ini produksi kita terbesar, ini kata BPS (Badan Pusat Statistik). Jadi kalau kau tak mau percaya data BPS bagaimana, data siapa lagi?," kata Syahrul saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Senin (28/11/2022).
Ia juga menambahkan, selain laporan BPS, dirinya juga mendapatkan laporan dari sejumlah kepala daerah, bupati bahwa stok beras nasional diwilayah mereka memang mencukupi.
"Laporan bupati oke, laporan gubernur oke, kami juga punya data satelit, kita punya data digital standing crop," kata dia kepada wartawan.
Baca Juga: Prestasi Jokowi Tidak Impor Beras Selama Tiga Tahun Terancam Putus Gara-gara Bulog
Sebelumnya, wacana impor beras oleh Perum Bulog saat ini terus menjadi polemik. Bulog menyebut produksi yang terbatas menyebabkan pihaknya sulit memenuhi stok cadangan beras pemerintah sebesar 1,2 juta ton.
Saat ini hingga November awal stok beras Bulog hanya 651 ribu ton.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan rencana impor beras ini sebetulnya bukan maunya Bulog, tetapi karena penugasan untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras itu sendiri dan amanat dalam Rapat Koordinasi Terbatas (rakortas) yang sudah dilakukan beberapa waktu lalu.
"Dalam keputusan rakortas. Alternatif (impor), ini alternatif yah untuk ketahanan pangan dan ketersedian ini penting. Ini jadinya bukan maunya Bulog. Bulog ini berdasarkan keputusan rakortas," kata Buwas panggilan akrabnya saat dijumpai di Gedung DPR RI, Rabu (23/11/2022).
Buwas mengungkapkan sebetulnya pihak Kementerian Pertanian (Kementan) berjanji akan mensuplai sekitar 500 ribu ton cadangan beras tetapi kata Buwas realisasi tersebut hingga kini belum terpenuhi.
Baca Juga: Budi Waseso Pastikan Persediaan Beras Bulog Aman Untuk Korban Gempa Cianjur
"Itu kan kesanggupan 500 ribu ton, hingga kini belum terealisasi. Jadi ada beberapa alternatif yang kita ambil, salah satunya mendatangkan (beras impor) dari luar negeri," papar Buwas.
Buwas menuturkan dirinya tidak akan main-main dengan ketersedian beras ini, karena hal ini menyangkut masalah perut rakyat. Sehingga kata dia beberapa alternatif kebijakan untuk meningkatkan stok beras ini perlu untuk dilakukan, salah satunya soal impor beras.
"Ini kan untuk menjamin, kita tidak boleh main-main dengan ketersedian stok," katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prestyo Adi menjabarkan, per 22 November 2022, stok beras Bulog sudah susut menjadi 594.856 ton.
Padahal, tahun 2020 Bulog masih bisa menguasai stok beras 1,06 juta ton dan tahun 2021 sebanyak 1,20 juta ton per bulan November.
"Untuk menopang pengadaan stok, kami sudah membebaskan Bulog melakukan pembelian beras komersial. Supaya bisa membantu stok Bulog," katanya.