Suara.com - Dalam rangka mengejar target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030, sejumlah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding telah ditandatangani oleh SKK Migas dan kontraktor KKS. Penandatanganan ini diselengarakan di sela-sela hari kedua pelaksanaan the 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022) di Nusa Dua, Bali. Penandatanganan ini mendapat sambutan positif dari pelaku bisnis hulu migas.
“Penandatanganan hari ini membuktikan bahwa IOG 2022 bukan hanya sebuah konvensi tetapi ada tindakan nyata berupa business deal untuk mendorong kemajuan industri hulu migas Indonesia,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto
Penandatanganan yang pertama adalah penandatanganan MoU antara SKK Migas dengan tujuh perusahaan penyedia teknologi (technology provider) dan mitra bisnis. Tujuh perusahaan tersebut adalah 1.Schlumberger, 2.Landmark Halliburton, 3.Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), 4.Konsorsium Luas Birus Utama-Patra Abdi Sejati-Petrotech Penta Nusa-ANTON, dan 5.Solar Services Indonesia (Solar Turbines), 6. PT. Pertamina International Shipping dan 7. PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
“MoU dengan tujuh perusahaan tersebut mendukung Rencana Strategis Indonesian Oil and Gas 4.0 atau Renstra IOG 4.0 yang merupakan rencana strategis yang dikembangkan industri hulu migas untuk mencapai target produksi di tahun 2030,” ujar Dwi.
Baca Juga: SKK Migas, KKKS dan KLHK Tanam Puluhan Ribu Mangrove untuk Tekan Emisi Karbon
Renstra IOG 4.0 mengimplementasikan 6 pilar strategis dan 4 pilar pendukung yang diterjemahkan menjadi 25 Program Kerja dengan 80 target dan lebih dari 200 action plans. MoU dengan tujuh perusahaan tersebut secara umum mendukung pilar adopsi teknologi atau technology adoption dengan bentuk kerja sama yang disesuaikan dengan kompetensi masing-masing perusahaan.
MoU antara SKK Migas dengan Schlumberger dan Landmark Halliburton menetapkan area spesifik dalam melakukan kolaborasi untuk membantu Indonesia mencapai 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030. Ruang lingkup kerjasama MOU ini antara lain pengembangan sumber daya manusia, digitalisasi, serta penerapan teknologi terbaru pada kegiatan eksplorasi dan produksi.
Sedangkan MoU dengan Sucofindo memfasilitasi pemanfaatan sumber daya dan pengalaman Sucofindo dalam bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultasi dan pelatihan untuk mendukung operasi hulu migas.
MoU dengan Konsorsium Dalam Negeri PT Luas Birus Utama – PT Abdi Patra Sejati – PT Petrotech Penta Nusa – PT Anton Oilfield Services Indo bermaksud untuk menjajaki kerja sama dengan tujuan mengevaluasi potensi reaktivasi sumur idle dan pengembangan lapangan; optimalisasi dan peningkatan pencapaian produksi minyak dan gas; serta mendukung SKK Migas dalam mengelola kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi.
MoU dengan PT. Solar Services Indonesia merupakan perpanjangan dari MoU sebelumnya. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Solar Turbines International. Kerja sama selama lima tahun sejak 2018 telah memberikan manfaat bagi kedua belah pihak, terlebih kepada hulu migas Indonesia yaitu memastikan kehandalan peralatan utama Turbomachinery Solar dalam mendukung pencapaian target 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada tahun 2030, menciptakan efisiensi biaya hampir senilai USD 70 juta, peningkatan tumbuh kembang kemampuan nasional melalui pengembangan sumberdaya manusia dan fasilitas pemeliharaan dalam negeri.
Baca Juga: IOG 2022: DPR Proyeksikan Revisi UU Migas Tuntas 2023
Atas pencapaian dan manfaat dari 5 tahun kerja sama ini, SKK Migas dan PT. Solar Service Indonesia bersepakat untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan terus membuka inisiatif-inisiatif baru yang memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak di masa mendatang.
MoU dengan PT Pertamina International Shipping bertujuan memanfaatkan layanan transportasi logistik via laut yang terintegrasi yang dipunyai oleh perusahaan ini untuk mendukung kegiatan hulu migas. Perusahaan ini merupakan salah satu sub holding PT Pertamina (Persero) sehingga MoU ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan dan memaksimalkan penggunaan jasa dalam negeri , mendukung pencapaian tingkat komponen dalam negeri sehingga dapat memberikan kontribusi pada perekonomian nasional.
Reputasi jasa dan teknologi perusahaan-perusahaan tersebut di atas sudah cukup dikenal di industri hulu migas. Sebagai contoh, jasa Sucofindo dan PT Pertamina International Shipping sudah banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan migas di Indonesia. Sedangkan Schlumberger dan Halliburton merupakan pemilik teknologi yg digunakan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi migas di dunia.
Sedangkan pada MoU dengan PTPN, SKK Migas menjalin kolaborasi untuk mengatasi kendala pengadaan lahan dalam kegiatan eksplorasi dan produksi hulu migas. Kesepahaman ini mengatur mekanisme pengadaan tanah oleh perusahaan hulu migas, atau yang dikenal dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS) yang berada di lokasi milik PTPN Group baik yang sudah berjalan saat ini maupun kegiatan baru yang akan dilakukan ke depannya.
Dengan adanya kesepahaman ini, keseragaman dan percepatan proses pengadaan tanah untuk kegiatan hulu migas di seluruh aset PTPN Grup dapat dilakukan dan PTPN sebagai pemilik tanah dapat memberikan persetujuan melaksanakan kegiatan konstruksi dan kegiatan pengeboran secara paralel dengan penyelesaian proses pengadaan tanah.
Selain MoU antara SKK Migas dengan tujuh perusahaan di atas, pada hari kedua gelaran IOG 2022 juga dilaksanakan penandatangan MoU antara Kontraktor KKS PT Pertamina Hulu Rokan dengan enam technology provider, yaitu PT Usaha Soemoer Toea, Konsorsium PT LBU-APS-PPN-ANTON, dan PT Geopatra Solusindo Energi Pratama. MoU juga dilakukan dengan PT Epsindo Jaya Pratama, PT Putra Etam Lestari, dan PT Assera Petrolindo Gemilang. MoU tersebut ditandatangani untuk mendukung program reaktivasi sumur idle di Wilayah Kerja Rokan.
“Ini merupakan suatu inisiatif untuk melakukan kegiatan produksi yang masif dan agresif. Kami menyambut baik hal-hal seperti ini bisa diwujudkan dalam kegiatan IOG 2022” ujar Dwi.
Konvensi IOG 2022 bertujuan mendiskusikan progress Renstra IOG 4.0. Tema yang diusung untuk tahun ini adalah “Boosting Investment & Adapting Energy Transition Through Stronger Collaboration”. Kegiatan ini diselenggarakan secara hybrid dengan jumlah peserta mencapai 1.500 untuk peserta yang hadir langsung dan sekitar 23.000 peserta terdaftar secara online.