Suara.com - Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan, perumahan subsidi tidak mungkin didapatkan di kawasangan strategis seperti dekat akses jalan tol atau spot strategis lain karena faktor harga.
"Makanya kalau makin dilalui tol, semakin sulit (are di dekatnya dibangun) rumah subsidi. Dilemanya seperti itu. Kenaikan harga properti semakin sulit (terjangkau) karena rumah subsidi di area itu makin mahal," kata Nixon saat ditemui di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (23/11/2022).
Mahalnya rumah subsidi di area strategis berkaitan dengan kemudahan akses di lokasi tersebut. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan oleh pengembang juga memakan biaya besar.
"Harga yang masuk keuntungan (pengembang) biasanya marginnya tipis. Kalau akuisisi lahan Rp 300 ribu per meter. Gap Rp 300 ribu hitungan mereka masih ada margin tipis, karena lebih dari itu itu udah berat buat mereka, karena harus melakukan perizinan, bangun, pertahanan lahan, dan sebagainya," ujar dia.
Baca Juga: Suku Bunga BI Tinggi, BTN Tawarkan Tarif Spesial KPR 2,47%
Dampaknya, mayoritas masyarakat akhirnya memutuskan untuk membeli rumah yang jauh dari lokasi kerja mereka dengan alasan murah.
Pada awal pembelian mungkin tidak bermasalah, namun lama kelamaan karena biaya transportasi ditambah faktor-faktor lain, kalangan ini biasanya memutuskan tinggal di kontrakan meskipun sudah membeli rumah.
Ia menambahkan, BTN memiliki kebijakan untuk melonggarkan para pembeli rumah yang sudah dibeli dengan waktu satu tahun dengan alasan mayoritas debitur memiliki pekerjaan atau anak yang sekolahnya jauh dari rumah.