Resesi Global Akan Mengubah Pola Pikir Pemilik Warung Kelontong Jadi Go Digital

Senin, 21 November 2022 | 18:38 WIB
Resesi Global Akan Mengubah Pola Pikir Pemilik Warung Kelontong Jadi Go Digital
Ilustrasi warung kelontong. (Pexels/Fancycrave.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketidakpastian global, ditambah ancaman resesi, membuat pemilik usaha mengubah strategi usahanya. Hal ini, agar usahanya tetap bertahan di tengah ketidakpastian tersebut.

CEO dan President Director PT Gerai Cepat Untung (GOTOKO), Gurnoor Singh Dhillon, menjelaskan, tekanan resesi kemungkinan akan berdampak pada rantai pasokan barang, yang mengarah pada tantangan pengadaan persediaan bagi pemilik warung.

Situasi ini mirip pandemi lalu, di mana akan memotivasi pemilik warung untuk mengubah cara mereka berbisnis.

"Saya percaya perubahan adalah pola pikir, dan dalam krisis seperti ini, pemilik warung akan lebih terbuka untuk beralih ke digital dan bekerja dengan platform seperti GOTOKO," ujarnya seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Senin (21/11/2022).

Baca Juga: Jessica Iskandar Kaget Pertama Kali ke Warteg, Makan 6 Menu Cuma Rp20 Ribu

Ketangguhan warung dalam menghadapi krisis sebenarnya telah terbukti saat pandemi memuncak, di mana riset Nielsen (2020) menunjukan bahwa 70% masyarakat Indonesia lebih memilih berbelanja kebutuhan di warung dibandingkan belanja secara daring.

Dari nilai ekonomi pasar ritel nasional yang mencapai USD75 miliar, warung juga memiliki kontribusi hingga 80%, serta memiliki kontribusi terhadap PDB empat kali lipat lebih besar dibandingkan ritel modern.

Posisi yang vital dalam ekonomi nasional ini pula yang membuat GOTOKO dan Gurnoor yakin, ketangguhan warung sebagai sarana perdagangan utama masyarakat Indonesia bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional dalam menghadapi potensi resesi.

Tidak hanya itu, implementasi teknologi akan membuka lebih banyak peluang pertumbuhan.

Saat ini diperkirakan ada sekitar 3 juta warung di Indonesia, namun baru ada sekitar 600.000 warung yang dapat dijangkau dengan baik secara langsung oleh brand principals.

Baca Juga: Pakai Foto NCT, Warung Bebek Carok Tretan Muslim Dibanjiri Rating Bintang Satu

Sementara sisanya atau 80% belum dijangkau dengan baik, sehingga mengalami tantangan dalam memenuhi pasokannya atau sering disebut underserved retailers.

"Melalui teknologi, kami memiliki visi membantu pemilik warung untuk menjalankan bisnis lebih efisien agar kehidupan pemilik warung dapat meningkat," pungkas Gurnoor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI