Suara.com - Aset kripto Bitcoin diprediksi akan hancur usai bursa kripto yang masuk dalam 10 terbesar di dunia, FTX, dinyatakan bangkrut akibat dugaan manajemen yang tidak profesional.
Salah seorang pengamat yang juga investor Bitcoin, Peter Schiff bahkan memprediksi crypto winter akan jauh lebih baik karena potensi ambruknya nilai Bitcoin bukan isapan jempol belaka.
"Fenomena ini bukan crypto winter. Ini adalah kepunahan kripto," sebut Schiff melalui Twitter yang dicuitkan pada pertengahan November lalu.
Kebangkrutan FTX disebut-sebut sebagai faktor utama yang menggoyahkan pasar kripto hingga berdampak pada menurunnya kepercayaan pasar terhadap aset tersebut.
Baca Juga: 'BUMN' Singapura Rugi Rp4,3 Triliun Akibat Bursa Kripto FTX Bangkrut
Jika diakumulasikan, sepanjang tahun 2022 ini, Bitcoin mengalami penurunan harga lebih dari 50% dibandingkan dengan akhir tahun lalu.
Namun demikian, Schiff memprediksi penurunan ini tidak akan berhenti dan harga Bitcoin akan mencapai nilai nol di masa depan. Prediksi yang sama pernah ia singgung saat Bitcoin berkisar harga US$50.000 pada tahun 2021.
Sebelum kebangkrutan FTX, sebelumnya sejumlah peristiwa diklaim menjadi penyebab anjloknyaa nilai aset kripto secara keseluruhan mulai dari Terra LUNA yang turun lebih dari 99% hingga gagal bayar Three Arrows Capital.
Sepanjang tahun 2022, setidaknya ada tiga kejadian yang mengguncang pasar kripto. Yang pertama pada pertengahan tahun ini saat saat mata uang kripto Terra Luna jeblok hingga nyaris 100%.
Baca Juga: Aset Kripto Anjlok, Celios: 75 Persen Investor Ritel RI Tak Paham