Suara.com - Banyak perusahaan teknologi besar dunia melakukan efisiensi besar-besaran dengan memilih jalan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK. Sebut saja Facebook, Twitter hingga yang terbaru Shopee.
Menurut laporan The Information yang dikutip Jumat (18/11/2022) induk perusahaan Shopee, Sea Group Limited Ltd telah merumahkan sebanyak 7.000 karyawannya selama enam bulan terakhir. Angka tersebut mewakili 10 persen dari total karyawan Sea.
Hal ini dilakukan karena Sea terseok-seok untuk meraup keuntungan. Setidaknya begitulah menurut sumber yang mengetahui soal masalah ini.
Ini disebut-sebut menjadi kloter PHK ketiga yang dilakukan Shopee sepanjang tahun 2022, setelah putaran PHK pada September lalu.
Baca Juga: Tepis Isu PHK di Jasindo, Arya Sinulingga: Mereka Tuh Nawarin Pensiun Dini
Belum ada informasi soal jumlah pegawai Shopee yang terdampak PHK pada November ini. Pun, wilayah operasional Shopee mana saja yang melakukan PHK.
Namun, putaran PHK Shopee ini membuat sejumlah karyawan di tim yang terkena dampak kali ini termasuk yang berasal dari HRD dan pengembangan.
Angelica Pasiola mengaku sebagai pegawai Shopee Singapura yang terkena layoff baru-baru ini. Dalam sebuah posting di laman LinkedIn miliknya, Pasiola mengatakan bahwa ia baru menerima kabar bahwa dirinya di-PHK saat datang ke kantor pada Senin (14/11/2022) pagi.
Pihak Shopee Singapura tidak mengonfirmasi soal kabar PHK kloter ketiga ini. Dalam sebuah pernyataan tertulis, Shopee Singapura hanya mengatakan bahwa pihaknya bertujuan untuk mencapai swasembada (memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri).
“Kami terus meninjau dengan cermat proyek dan prioritas bisnis kami untuk memastikan kami mengoptimalkan efisiensi operasi, sejalan dengan tujuan kami untuk mencapai swasembada. Kami juga bakal mendukung kolega kami yang terkena dampak selama masa transisi ini," sebut pernyataan Shopee.
Baca Juga: Said Iqbal KSPI Klaim Tak Ada PHK, Pengusaha: Masa Perusahaan Bohong?