Suara.com - Pada awal 2022 Hootsuite dan We Are Social melaporkan jumlah pengguna internet Indonesia telah mencapai 204,7 orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.
Masifnya kemajuan teknologi ini mampu memberikan potensi resiko seperti penipuan online seperti Hoax dan Cyber Bullying, oleh karena itu peningkatan penggunaan teknologi harus di imbangi dengan peningkatan kapasitas literasi digital yang mempuni.
“Survey Nasional yang dilakukan tahun lalu menemukan jika saat ini indeks literasi digital Indonesia masih berada pada angka 3,49 dari skala 5 atau masih kategori sedang belum mencapai kategori baik. Hal ini perlu terus ditingkatkan untuk membekali peningkatan kapasitas literasi digital”, ujar Dirjen APTIKA Kominfo, Samuel Abrijani Pengerapan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai pengemban garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital bangsa Indonesia memiliki tugas sebagai regulator, fasilitator, dan akselerator, dalam rangka menjalankan mandat tersebut terkait dengan pengembangan SDM Kemenkominfo bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi telah melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.
Baca Juga: Menkominfo Sebut Tiga Isu Prioritas Pemimpin Negara KTT G20
Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar”, ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.
Program “Indonesia Makin Cakap Digital 2022”. Program ini bertujuan untuk membangun wawasan dan pengetahuan terkait literasi digital dalam bentuk webinar (seminar dan diskusi secara online), talkshow dalam format hybrid (offline dan online), serta special event penunjang kegiatan literasi digital.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk.
Baca Juga: Dampak Positif Negatif TIK untuk Dunia Bisnis
Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif.
Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.
Pada hari Rabu, 16 November 2022, pukul 13.00 - 15.00 WIB, Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar untuk kelompok masyarakat / komunitas di wilayah Sumatra dengan tema “KONSEP BISNIS DIGITAL: SELLING THROUGH SOCIAL MEDIA”.
Webinar tersebut dihadiri oleh lebih dari 1.300 orang, menghadirkan narasumber Virna Lim, Ketua Umum Sobat Cyber Indonesia; Sukma Nurjagat, Relawan MAFINDO Jakarta & Praktisi Literasi Digital; serta Julita Hazeliana, Komite Edukasi MAFINDO & Praktisi Literasi Digital, sebagai narasumber.
Dalam webinar tersebut, Virna Lim membahas mengenai konsep selling through social media ditinjau dari perspektif cakap digital.
”Salah satu bentuk pemasaran yang marak digunakan akhir akhir ini adalah pemasaran menggunakan media digital yang menggunakan platform media sosial dan situs web jaringan untuk mempromosikan produk atau jasa. 5 tips meningkatkan penjualan melalui sosial media. Pertama, selalu tentukan target potensial Anda. Kedua, gunakan caption, hastag yang menarik di setiap postingan. Ketiga, selalu respon setiap kali ada pelanggan atau audiens yang komen atau DM ke sosial media Anda. Ke empat, tentukan platform sosial media yang tepat dengan target potensial Anda. Terakhir, jangan lupa untuk melakukan promosi seperti diskon setiap kali melakukan posting produk Anda”, papar Virna Lim.
Sukma Nurjagat memperkaya pembahasan mengenai konsep selling through social media ditinjau dari perspektif etis digital.
“4 etika bertransaksi di ruang digital yang perlu kita ketahui. Pertama, daftarkan diri baik penjual dan pembeli sesuai dengan ketentuan yang disyaratkan. Kedua, kenali dengan baik seluruh fitur yang tersedia, ketiga, pastikan perangkat digital yang digunakan untuk transaksi dari sudah aman. Terakhir, baik penjual maupun pembeli sebaiknya memberikan layanan bantuan yang mudah untuk di akses”, ujar Sukma Nurjagat.
Julita Hazelianan melengkapi pembahasan mengenai rahasia membuat konten viral ditinjau dari perspektif pilar aman digital.
“Apapun aktivitas yang kita lakukan di ruang digital tidak pernah ada yang 100% aman, karenanya selalu berpikir kritis dan tidak mudah percaya dengan semua hal yang ada di internet dapat menjadi satu proteksi keamanan yang paling efektif untuk menghindarkan kita dari tindakan kejahatan internet," papar Julita Hazeliana.