Ternyata Ini Penyebab Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS

Kamis, 17 November 2022 | 20:10 WIB
Ternyata Ini Penyebab Rupiah Tak Berdaya Lawan Dolar AS
Nilai tukar rupiah (Foto: antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar rupiah masih belum berdaya melawan dolar AS (USD). Tidak hanya rupiah, mata uang negara lain juga menghadapi permasalahan yang sama.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menjelaskan, kuatnya posisi dolar AS dipengaruhi oleh kenaikan agresif Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

"Oleh karena itu, dampak kenaikan The Fed sangat kuat didorong dolar AS, sangat strong terhadap berbagai mata uang dunia," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/11/2022).

Selain itu, tutur Perry, ketidakpastian global membuat investor masih pikir-pikir lagi buat melakukan investasi. Ditambah lagi, ketidakpastian itu membuat investor kembali menarik dananya di sejumlah negara.

Baca Juga: Mantap! Nilai Tukar Rupiah Berhasil Gerus Dolar AS

"Itu faktor beri pelemahan mata uang terhadap seluruh mata uang dunia rupiah tak terkecuali," ucap dia.

Berdasarkan data BI, nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) tercatat 106,28 pada 16 November 2022 atau mengalami penguatan sebesar 11,09% (ytd) selama tahun 2022.

Sedangkan, nilai tukar rupiah sampai dengan 16 November 2022 sudah turun 8,65% dibandingkan dengan level akhir 2021.

"Depresiasi nilai tukar Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di kawasan, seperti Korea Selatan 10,30% dan Filipina 11,10%," kata dia.

Namun demikian, Perry meyakini, nilai tukar rupiah akan berbalik kuat melawan dolar AS. Hal ini dilihat dari, data-data ekonomi Indonesia yang masih kuat, terlebih pada Kuartal III pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di level 5%.

Baca Juga: Cadangan Devisa Turun Dibanding 2019, Pengamat: Segera Kendalikan Demi Kurs Rupiah

"Ke depan rupiah akan lebih dipengaruhi faktor fundamental, seluruh indikator faktor fundamental Indonesia dukung penguatan rupiah," pungkas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI