Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Paling Cepat di Dunia, Tapi Infrastrukturnya Masih Minim

Kamis, 17 November 2022 | 20:05 WIB
Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Paling Cepat di Dunia, Tapi Infrastrukturnya Masih Minim
Konferensi pers Open Finance Deep Dive Report. (tangkap layar)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia. Namun, infrastruktur digital Indonesia masih memerlukan peningkatan lebih lanjut.

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 yang disusun dan diolah oleh Katadata Insight Center mengungkap bahwa hanya 44,13% penduduk dewasa yang memiliki rekening tabungan di bank.

Kurangnya akses ke layanan keuangan formal ini sangat kontras dibandingkan dengan meningkatnya penetrasi telepon pintar (smartphone) di Indonesia yang dibuktikan dengan kepemilikan telepon pintar (45,7%) dan kemampuan untuk mengirim dan menerima pesan teks (68,2%) telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Tantangan untuk meningkatkan inklusi keuangan (financial inclusion) - dan peluang potensial untuk mengatasinya ini menjadi sorotan dalam laporan "Open Finance Deep Dive Report: Unlocking the Potential of Open Finance in Indonesia."

Laporan ini disiapkan oleh Katadata Insight Center bekerja sama dengan platform teknologi keuangan terbuka (open finance) Finantier. Laporan ini disusun dari Juli hingga September 2022 dengan menggunakan metode penelitian studi kepustakaan, pengolahan data sekunder, dan wawancara mendalam terhadap Otoritas Jasa Keuangan (OJK), para lembaga keuangan, platform keuangan digital, operator penyedia layanan telekomunikasi, e-commerce, dan pengelola data layanan penggajian.

Co-Founder dan Chief Operating Officer Finantier, Edwin Kusuma mengatakan bahwa salah satu penyebab utama eksklusi keuangan (financial exclusion) adalah sulitnya lembaga keuangan untuk memperoleh data dan informasi dari calon nasabah untuk melakukan analisis kelayakan kredit atau verifikasi identitas.

"Dengan demikian, kami membutuhkan skema yang memungkinkan lembaga keuangan mengakses informasi pengguna dengan aman dan transparan sekaligus melindungi hak konsumen," kata Edwin dalam konferensi pers secara daring ditulis Kamis (17/11/2022).

Open finance adalah ekosistem berbagi data yang memungkinkan pengguna untuk berbagi data keuangan mereka dengan pihak ketiga melalui application programming interface (API).

Open finance memiliki potensi untuk meningkatkan financial inclusion bagi mereka yang unbanked dan underbanked dengan mempromosikan kemampuan pertukaran data yang didorong oleh end users untuk mengakses layanan keuangan yang lebih luas, seperti pinjaman digital, remitansi, investasi, asuransi dan penawaran embedded finance.

Baca Juga: Telkom Fokus Tumbuh Kembangkan Ekosistem Digital untuk Bangun Kekuatan Ekonomi Digital di Asia Tenggara

Open finance memungkinkan beragam penggunaan melalui API yang diperkaya data. Ada beberapa jenis produk open finance, yang empat di antaranya biasa dipakai di Indonesia: Account Aggregation, Verification, Credit Scoring, dan Payments. Account Aggregation memungkinkan pengguna akhir (end users) untuk terhubung dan berbagi data mereka dari berbagai institusi ke pihak ketiga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI