Nike dan Adidas Sepi Penjualan, Pengusaha Sepatu Akan Kurangi Jam Kerja Karyawan Demi Hindari PHK

Kamis, 17 November 2022 | 08:55 WIB
Nike dan Adidas Sepi Penjualan, Pengusaha Sepatu Akan Kurangi Jam Kerja Karyawan Demi Hindari PHK
Ilustrasi sepatu.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengakui adanya sepi pemesanan atau order dari perusahaan sepatu-sepatu besar seperti Nike dan Adidas. Hal ini, imbas dari ketidakpastian global yang menghambat permintaan.

Menurut Eddy, kondisi sepi ini merupakan yang pertama kali selama 30 tahun berbisnis di Indonesia. Dia menyebut, pada tahun ini kedua produsen kondang itu juga merasa kesulitan penjualan.

"Produsen Nike dan Adidas mereka mengatakan 30 tahun mereka berbisnis itu tidak pernah sekalipun menghadapi kesulitan penjualan, kecuali tahun ini, di mana stoknya besar tapi nggak bisa berjualan," ujar Eddy dalam konferensi pers di Kantor Pusat Apindo, Jakarta.

"Karena itu dalam 30 tahun mereka tidak pernah menurunkan order, di bawah 10%, karena setiap tahun mereka menaikkan order itu kurang lebih 10-20%, bahkan pernah 30%. Tapi tahun ini, karena kemampuan mereka cukup besar, mereka menurunkan order 50% dan ini baru pertama kali terjadi," tambahnya.

Baca Juga: Gelombang PHK Sektor Teknologi, Perusahaan Hilirisasi Nikel Justru Fokus Serap SDM Baru

Eddy melanjutkan, atas kondisi itu mau tidak mau perusahaan produsen sepatu mencari strategi agar tetap bisa bertahan. Salah satunya mengurangi jam kerja para karyawannya.

Pengurangan jam kerja ini, sambung dia, telah terjadi di perusahaan-perusahaan sepatu negara lain seperti China dan Vietnam.

"Beberapa negara seperti vietnam, China meminta kepada pemerintah agar dilakukan pengurangan jam kerja, dari 40 jam jadi 25-30 jam seminggu, ini sudah kita lakukan," ucap dia.

Eddy juga meminta keringanan dari pemerintah terkait dengan pembayaran gaji para karyawan. Dia menginginkan gaji yang diterima karyawan sesuai dengan jam kerja.

"Kalau bisa kita hanya gaji berdasarkan jam kerja, bahasanya no work no pay, tapi sebenarnya bukan itu. Kita ingin mengurangi jam kerja, supaya kita nggak lakukan PHK, sekarang PHK 10%, dengan 10% sekarang bekerja itu tidak penuh, bekerja setengah hari, karena order yang ada tidak mencukupi," pungkas dia.

Baca Juga: 101 Karyawan Pabrik AQUA di-PHK Diduga Akibat Protes Upah Lembur, Manajemen Buka Suara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI