Suara.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan saat ini stok atau ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) mulai menipis.
Hal tersebut dikatakan Budi Waseso saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (16/11/2022).
Buwas, panggilan akrabnya, mengatakan terus menipisnya cadangan beras pemerintah ini dikarenakan ketersediaan beras di tingkat produsen sangat terbatas. Selain itu, harga jualnya juga tinggi.
"Saat ini stok CBP di gudang Bulog mencapai 651 ribu ton dari yang ditargetkan seharusnya 1,2 juta ton," ungkap Buwas.
Baca Juga: Cadangan Beras di Lampung Cukup Sampai Maret 2023
Padahal, kata Buwas, sampai dengan Desember 2022, Bulog sendiri menargetkan bisa menyerap hingga 500 ribu ton. Tapi hingga kini baru bisa terealisasi sebesar 92 ribu ton.
"Dari target yang kita alokasikan, kita sudah kumpulkan semua penggilingan dengan mitra kita. Yang tadinya sudah disepakati sampai Desember 2022 kita bisa serap 500 ribu ton sudah ada kontraknya, tapi sampai hari ini kita hanya bisa mampu menyerap 92 ribu ton," paparnya.
Buwas pun menuding rendahnya serapan Bulog ini dikarenakan produksi para produsen beras yang menurun imbas anomali cuaca hingga produktifitas gabah yang rendah.
"Selain ada anomali cuaca, kita harus sadari kita tidak bisa pastikan hasil panen sesuai dengan fakta di lapangan, pasti produktivitas gabah pasti turun. Karena di beberapa wilayah, Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung juga terendam banjir sawah yang sudah mau panen, sehingga akan memengaruhi jumlah yang akan panen," katanya.
Baca Juga: Bulog Siapkan Dana Triliunan untuk Serap Beras Petani