Suara.com - Pasar kripto mengalami kontraksi setelah kebangkrutan bursa FTX. Lalu benarkah kebangkrutan FTX membuat mata uang kripto Bitcoin anjlok ke harga USD 14.000?
Menurut sejumlah pengamat, kebangkrutan FTX memang berdampak pada pasar kripto di seluruh dunia. Coin Market Cap mencatat Bitcoin terjun bebas 4,93% menjadi USD 14.000. Padahal sebelumnya Bitcoin sempat berada di kisaran nilai USD 16.000. Kemudian Ethereum turun 6,32%. Kendati FTX membuat pasar kripto melandai, namun tren global sebenarnya cenderung positif.
Seorang pengusaha yang kekayaannya melejit berkat aset kripto, Sam Bankman-Field mendadak jadi sorotan usai laporan kekayaanya kini diperkirakan berada di bawah USD 1 miliar. Pendiri sekaligus CEO bursa kripto FTX itu diperkirakan kehilangan sekitar 94% kekayaannya dalam semalam akibat kebangkrutan.
Bloomberg menyebut, Sam Bankman-Field kehilangan aset senilai USD 14,6 miliar atau sekitar Rp227,76 triliun dalam satu malam. Kini hartanya yang tersisa tinggal USD 991,5 juta. Harga token kripto FTT juga turun sangat jauh hanya dalam waktu satu malam.
Baca Juga: Ini Penjelasan Bos Binance Soal Ambruknya Bursa Kripto FTX
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Apakah gejolak FTX berpengaruh pada ekosistem perdagangan kripto?
Kebangkrutan FTX memang mempengaruhi ekosistem kripto secara global. Sentimen negatif yang muncul belakangan ini pun tentu menarik perhatian pelaku industri kripto, salah satunya CEO Indodax, Oscar Darmawan.
Oscar berpendapat bahwa isu likuiditas yang dialami oleh FTX perlu menjadi concern khusus bagi para pelaku industri untuk lebih transparan agar dipercaya oleh komunitas kripto karena keamanan aset investor dan transparansi merupakan hal yang sangat penting.
"Indodax sudah berdiri hampir sembilan tahun lamanya dan kami selalu berusaha menjaga kepercayaan para member kami. Likuiditas kami lebih dari 100% baik dari kripto maupun Rupiah. Sebagai pelaku industri saya juga berharap tidak ada exchange di Indonesia yang jatuh karena penyalahgunaan aset nasabah ini" jelas Oscar.
Berkaca pada isu FTX, sebagai pelaku industri, Oscar pun menyarankan adanya audit total kepada crypto exchange Indonesia yang sudah terdaftar di Bappebti demi transparansi dan perlindungan kepada para member.
Baca Juga: Kerap Disebut Menyusul Bangkrutnya FTX, Apa Itu Crypto Winter?
"Audit yang dimaksud ialah audit exchange secara keseluruhan. Audit yang dilakukan oleh auditor yang paham cara blockchain berjalan jadi bukan sekedar pencatatan rupiah. Kita perlu melakukan penyamaan inventory kripto dan rupiah yang ada di orderbook dan saldo nasabah. Bukan hanya sekedar proof of reserve yang tidak berarti banyak namun juga proof of liability (yaitu jumlah total deposit member yang tercatat di dalam exchange). Selaku pelaku industri, saya menyarankan semua exchange di Indonesia berbuat hal yang sama, dan menyarankan pihak regulator dalam hal ini Bappebti untuk mewajibkan semua exchange untuk melakukan audit serupa," jelas Oscar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni