Suara.com - Harga emas dunia menguat mendekati level tertinggi dalam tiga bulan pada perdagangan hari Selasa, karena aksi beli safe-haven setelah berita bahwa dua orang tewas di Polandia timur dekat perbatasan Ukraina.
Mengutip CNBC, Rabu (16/11/2022) harga emas di spot naik 0,3 persen menjadi USD1.776,64 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup sedikit berubah di USD1.776,8.
"Ini hampir pasti sebuah kesalahan dan akan digambarkan seperti itu tetapi Polandia adalah negara NATO, jadi kendati emas mungkin tidak melesat lebih tinggi, itu akan membuat pasar sedikit gugup," kata Tai Wong, trader Heraeus Precious Metals di New York.
Harga emas berubah negatif dan tergelincir dari level tertinggi sejak 15 Agustus yang dicapai di awal sesi karena Indeks Dolar (Indeks DXY) bangkit dari posisi terendah tiga bulan.
Baca Juga: Dolar AS dan Imbal Hasil Obligasi Jatuh, Harga Emas Dunia Melejit
Jika emas berhasil ditutup di atas area USD1.780-1.800, itu akan menjadi perkembangan bullish lainnya, tutur Fawad Razaqzada, analis City Index.
Data di awal sesi menunjukkan indeks harga produsen Amerika meningkat kurang dari ekspektasi pada Oktober, bukti lebih lanjut bahwa inflasi mulai mereda.
"Data inflasi yang mendingin adalah kabar baik bagi emas, tetapi tampaknya kita memiliki penghalang harga yang kuat di level USD1.800," kata Edward Moya, analis OANDA.
Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, Selasa, mengatakan dia melihat sedikit bukti bahwa pengetatan kebijakan moneter yang agresif memperlambat inflasi, mengantisipasi bahwa lebih banyak kenaikan akan diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target Fed 2 persen.
Kenaikan suku bunga meredupkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Baca Juga: Bahas Sejarah Rusia Melawan Nazi, Putin Sebut Polandia Ingin Caplok Ukraina
Di antara logam mulia lainnya, perak di pasar spot tergelincir 1,8 persen menjadi USD21,56 per ounce, platinum turun 0,4 persen menjadi USD1.013,25 dan paladium melambung 2,9 persen menjadi USD2.085,52.