Suara.com - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) mencatat dari bulan Januari hingga Oktober 2022, perseroan telah menyalurkan bantuan pembangunan sarana dan prasarana penunjang pendidikan senilai Rp2,24 miliar.
Program bantuan tersebut tersebar di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra Barat dan Sulawesi Selatan melalui program SIG Cerdas.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, mengatakan, SIG sebagai perusahaan BUMN berkomitmen untuk terus berkontribusi upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia yang diwujudkan melalui pemberian bantuan sarana dan prasarana pendidikan.
"Ini adalah wujud kontribusi kami untuk memberikan manfaat kepada masyarakat melalui program-program yang berkelanjutan dan mempunyai dampak positif ke depan,” ujar Vita Mahreyni dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Baca Juga: Bos Semen Indonesia : Persaingan Industri Semen Makin Kompetitif dan Ketat
Salah satu penerima bantuan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Suryadi yang merupakan ketua panitia pembangunan Ponpes Raudlatul Ulum menyampaikan terimakasih atas bantuan pembangunan Aula dari SIG.
Menurutnya, lembaga pendidikan Ponpes Raudlatul Ulum membutuhkan ruang pertemuan. Terlebih pondok pesantren yang memiliki 250 santri tersebut merupakan ketua majelis sholawat di Kabupaten Situbondo.
“Dengan adanya bantuan pembangunan Aula berukuran 11 x 7,2 meter oleh SIG, nantinya akan digunakan untuk rapat pengurus atau kegiatan santri lainnya," katanya.
Sementara itu, emiten dengan kode saham SMGR ini hingga kuartal III 2022 berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp25,28 triliun. Angka tersebut membuat perseroan mampu meraup laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp1,65 triliun.
EBITDA absolut tercatat 0,6% lebih tinggi menjadi Rp5,73 triliun dan marjin EBITDA meningkat 0,1% menjadi 22,7%.
Baca Juga: LPDP Tegaskan Penerima Beasiswa yang Tak Pulang ke Tanah Air Usai Studi Bakal Kena Sanksi
Sementara laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 18,9% menjadi Rp1,65 triliun, dan marjin laba bersih meningkat 1,0% menjadi 6,5% dibandingkan tahun lalu.