Perusahaan Raksasa Migas Malaysia Kepincut Kelola Gas Abadi Blok Masela

Selasa, 15 November 2022 | 16:56 WIB
Perusahaan Raksasa Migas Malaysia Kepincut Kelola Gas Abadi Blok Masela
Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman dalam konferensi persnya di Jakarta.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan perusahaan migas raksasa asal Malaysia, Petronas kepincut untuk masuk menjadi pengelola Blok Masela.

Hal tersebut dikatakan Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani Abdurrahman kepada awak media di Jakarta, Selasa (15/11/2022).

"Ada yang nawarin Petronas, dia tertarik kita masih kaji. Petronas tinggal nunggu komitmen pemerintah," ungkap Fatar.

Fatar menambahkan komitmen pemerintah tersebut saat ini sedang dibahas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga: Target 1 Juta Barel, RI Butuh Investasi 160 Miliar Dolar AS untuk Sektor Hulu Migas

Fatar bilang Petronas baru menyatakan minatnya masuk dalam konsorsium Blok Masela bersama Inpex Corporation. Sehingga pembahasan mengenai mekanisme dan berapa besar hak partisipasi yang akan dicaplok belum dilakukan.

"Mekanisme masih diomongin lanjut. Cuma nyatakan berminat," ungkap Fatar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta jajarannya segera mencari alternatif pengganti saham Royal Dutch Shell Plc (Shell) yang mengundurkan diri dari pengerjaan proyek Gas Abadi Blok Masela.

Hal tersebut disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia selepas mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi.

"Kalau Blok Masela kan kemarin waktu kami rapat terbatas dengan presiden itu, presiden sudah perintahkan untuk 35 persen saham Shell yang keluar harus segera dicari atlernatifnya," ujar Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (19/9/2022).

Baca Juga: Upaya Gairahkan Investasi Migas Terus Digenjot

"Salah satu alternatifnya itu adalah bagaimana negara hadir untuk mengambil saham itu," kata dia. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI