Suara.com - Harga minyak dunia merosot 2% dalam sepekan ini. Hal ini imbas dari lemahnya permintaan minyak akibat kasus covid-19 di China yang melonjak.
Melansir Reuters, harga minyak dunia terkoreksi selama tiga hari perdagangan di sepanjang pekan ini, sebelum akhirnya merangkak naik pada Kamis (10/11) dan Jumat (11/11) setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang tidak terlalu tinggi.
Pada Jumat (11/11), minyak Brent ditutup melesat 2,48% menjadi USD95,99 per barel. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) juga naik tajam 2,88% ke harga USD88,96 per barel.
Namun, dalam sepekan, minyak Brent masih anjlok 2,62% sedangkan WTI turun 3,94%.
Baca Juga: Covid-19 di China Kian Memburuk, Harga Minyak Dunia Ambruk
Sebenarnya, pelemahan dolar AS membuat minyak yang di banderol dengan greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Namun, tampaknya hal tersebut masih belum dapat mendorong permintaan akan minyak mentah dunia yang masih lemah di sepanjang pekan ini.
Kasus Covid-19 di Guangzhou dan kota-kota China lainnya telah melonjak, dengan jutaan penduduk pusat manufaktur global diminta untuk melakukan tes Covid pada Rabu (9/11/2022).
Sementara itu, persediaan minyak mentah AS melonjak 3,9 juta barel pada pekan lalu menjadi 440,8 juta barel, karena produksi minyak meningkat, jadi sekitar 12,1 juta barel per hari.
Jumlah ini di atas ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan stok minyak mentah sebesar 1,4 juta barel.
Baca Juga: China Masih Galau Buka Lockdown, Harga Minyak Dunia Ambles