Suara.com - CEO & Co-founder PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli Kusumo Martanto mulai menata bisnis model perusahaan setelah melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Langkah ini, sebagai strategi dalam menghadapi ancaman resesi global.
"Kalau bisnis modelnya sudah salah, itu akan berat lagi," ujarnya dalam konferensi pers virtual yang ditulis, Kamis (10/11/2022).
Selanjutnya, Kusumo menyebut, perseroan akan mencari pihak-pihak yang akan menyuplai produk berkualitas di platform Blibli. Saat ini, Blibli telah memakang produk brand global hingga UMKM.
"Tentunya kami juga terus mengejar optimisasi atau efisiensi yang kami jalankan dari awal," jelas dia.
Baca Juga: Daftar Pemilik Saham Mayoritas Blibli yang IPO, Ada Manusia Terkaya di Indonesia
Dengan strategi itu, Kusumo merasa optimis, perseroan bisa bertahan, meski banyak gempuran dari ketidakpastian global.
"Kita yakin kita bersama kita bisa melewati itu dengan baik, dan kita selalu optimis," pungkas dia.
PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) yang telah resmi tercatat di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (8/11/2022) diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan investor akan sektor teknologi.
Komisaris Utama Blibli, Martin Basuki Hartono mengatakan, aksi korporasi ini merupakan salah satu bentuk komitmen Blibli untuk terus berkontribusi terhadap perekonomian digital Indonesia.
“Dengan diperdagangkannya saham BELI di BEI, kami berharap akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap sektor teknologi di Indonesia, serta membawa efek positif terhadap perekonomian digital di dalam negeri,” tutur Martin secara virtual, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga: IPO Saham Onemed dengan Kode OMED Oversubscribed
Sementara itu, CEO dan Pendiri Blibli, Kusumo Martanto menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh investor yang telah berpartisipasi, baik dari kalangan institusi maupun ritel (individu) atas kepercayaannya berinvestasi di Blibli.
“Kami juga mengapresiasi seluruh pihak yang telah mendukung kami sejak hari pertama proses IPO, mulai dari para penjamin pelaksana dan penjamin emisi efek, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, regulator, serta karyawan kami,” kata Kusumo.