Suara.com - Pengusaha menceritakan keluh kesahnya dalam mempertahankan usahanya di masa sulit. Setelah pandemi, pengusaha dihadapkan pada ancaman resesi global.
Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit menjelaskan, ancaman resesi berefek langsung pada industri sepatu hingga tekstil.
Sebab, adanya penurunan pesanan dari negara-negara maju.
"Itu di persepatuan order menurun 50% rata-rata, ada yang 70%, ada yang kurang dari itu tergantung pasarnya di mana," ujarnya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Komplek Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/11/2022).
Baca Juga: Isu Resesi Ekonomi 2023, Poco Indonesia Janji Tak Bawa HP Murah
Menurut Anton, akan ada efek berganda, jika industri sepatu dan tekstil mandek. Misalnya, industri tidak bisa menyerap bahan baku yang diproduksi oleh para rakyat.
"Ini juga akan menimbulkan problem baru lagi. Elektronik juga menurun dan saya kira yang lain walaupun ada kabar gembira bahwa otomotif kita khusus ekspor ke Timur Tengah dan Asia lainnya juga naik," ucap dia.
Terkait PHK, Anton menilai adanya transformasi digital juga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Dia menjelaskan, dengan nilai investasi yang sama, sekarang pengusaha justru melakukan efisiensi dari sisi SDM.
"Kalau beberapa tahun lalu rasio Rp1 triliun masih mempekerjakan 3.000-an orang lebih, sekarang Rp 1 triliun kira-kira 1.000 orang lebih," jelas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Umum Kadin, Adi Mahfudz menambahkan, meski perekonomian Indonesia tetap tumbuh stabil, tapi arus keuangan perusahaan masih berdarah-darah.
Baca Juga: Langkah Kebijakan Kemnaker Hadapi Ancaman Resesi Global Diapresiasi DPR
"Jadi cashflow kita stagnan, cash flow manajemen kami juga tidak bergerak. Walaupun inflasi (menurun) dan pertumbuhan ekonomi sangat bagus, kami dari dunia usaha dan dunia industri masih agak megap-megap," katanya.