PHK Besar-besaran Terjadi karena Utang Perusahaan Segunung, Bunga Pinjaman Terus Naik

Selasa, 08 November 2022 | 10:45 WIB
PHK Besar-besaran Terjadi karena Utang Perusahaan Segunung, Bunga Pinjaman Terus Naik
Ilustrasi PHK Massal (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu ribuan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di beberapa sektor seperti industri garmen, tekstil dan alas kaki tengah menjadi sorotan baru-baru ini, bahkan ada yang menyebut bahwa sekitar 55 ribu karyawan pabrik tekstil di sejumlah daerah akan terkena imbasnya pada tahun depan.

Direktur Center of Economic and Law Studies atau Celios Bhima Yudhistira mengatakan, gelombang PHK ini terjadi akibat melemahnya permintaan ekspor di negara yang mengalami gejala resesi seperti Eropa dan AS.

"Yang kena dampak lebih banyak sektor ekspor pakaian jadi dan alas kaki. Akhirnya brand memutuskan untuk stop order sehingga pabrikan di Indonesia lakukan PHK massal," kata Bhima saat dihubungi suara.com, Selasa (8/11/2022).

Selain itu, faktor lain lanjut Bhima karena biaya bahan baku impor naik di tengah tingginya dolar AS.

Baca Juga: Waduh! Banyak Orang Kena PHK di September, Kasus Mogok Kerja Juga Naik

"Perlu diwaspadai pelemahan nilai tukar buat biaya bahan baku bengkak sehingga efisiensi karyawan jadi jalan yang diambil perusahaan," kata Bhima.

Tak hanya itu kondisi diparah dengan terus naiknya suku bunga pinjaman, sehingga rasio utang yang dimiliki perusahaan juga ikut meningkat.

"Kalau dicek profil keuangan perusahaan yang phk, utangnya besar sekali jadi sensitif terhadap naiknya bunga pinjaman," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Tekstil Jawa Barat Yan Mei melaporkan per Oktober 2022 tercatat sebanyak 55.000 pekerja dikenakan PHK dan 18 perusahaan tutup dari 14 kabupaten/kota di Jawa Barat yang melaporkan.

"Sudah ada 14 kabupaten/kota yang memberikan laporan mengenai pengurangan atau putus kontrak. Kurang lebih yang kena PHK itu hampir 55.000 dan yang tutup ada 18 perusahaan," kata Yan Mei.

Baca Juga: Baru Diumumkan PHK, Twitter Dilaporkan Meminta Karyawan Kembali Bekerja

Dari 18 perusahaan yang tutup, setidaknya 9.500 pekerja terkena dampak. Jika ditotal, dari pengurangan dan putus kontrak hingga saat ini tercatat sebanyak 64.000 pekerja dari 124 perusahaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI