Jasa Kesehatan jadi Satu-satunya Sektor yang Tak Tumbuh Positif Pada Triwulan III 2022

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 07 November 2022 | 15:42 WIB
Jasa Kesehatan jadi Satu-satunya Sektor yang Tak Tumbuh Positif Pada Triwulan III 2022
Arsip Foto - Petugas medis melakukan tes usap PCR terhadap pasien di selasar Ruang IGD RSUD Cengkareng, Jakarta, Rabu (23/6/2021). Pasien yang hendak melakukan skrining kesehatan awal di RS tersebut harus mengantre di lorong-lorong rumah sakit akibat Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit sudah penuh dan tak lagi bisa menampung pasien. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan laporan BPS, pada triwulan III-2022, semua sektor usaha yang menjadi komponen pertumbuhan ekonomi tumbuh positif, kecuali jasa kesehatan yang mengalami kontraksi.

Seluruh leading sector, yaitu industri, pertambangan, pertanian, perdagangan, dan konstruksi melanjutkan tren pemulihan dengan mampu tumbuh masing-masing sebesar 4,83 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), 3,22 persen (yoy), 1,65 persen (yoy), 5,35 persen (yoy), dan 0,63 persen (yoy).

"Leading sector ini jika digabungkan memberikan distribusi sebesar 66,45 persen terhadap perekonomian kita," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2022.

Rinciannya, leading sector itu diantaranya sektor industri dengan distribusi 17,88 persen, pertambangan 13,47 persen, pertanian 12,91 persen, perdagangan 12,74 persen, serta konstruksi 9,45 persen.

Baca Juga: Jika Jadi Kang Dedi - Ambu Anne Jadi Cerai, Tren Angka Perceraian di Indonesia Bisa Lebih dari 54 Persen pada Tahun ini

Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi, makan dan minuman jadi sektor usaha paling tinggi pada triwulan III-2022 berkat meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya kunjungan wisatawan mancanegara.

Sektor transportasi dan pergudangan mampu melesat 25,81 persen (yoy) dengan distribusi 5,01 persen, sedangkan akomodasi makan dan minum melonjak 17,83 persen (yoy) dengan distribusi 2,32 persen.

Margo menuturkan sektor-sektor lainnya yang mampu tumbuh positif adalah informasi dan komunikasi sebesar 6,88 persen (yoy) dengan distribusi 4,01 persen, jasa keuangan 0,87 persen (yoy) dengan distribusi 3,98 persen, administrasi pemerintahan 12,42 persen (yoy) dengan distribusi 2,88 persen, serta jasa pendidikan 4,46 persen (yoy) dengan distribusi 2,78 persen.

Kemudian, real estat tumbuh 0,63 persen (yoy) dengan distribusi 2,41 persen, jasa lainnya 9,13 persen (yoy) dengan distribusi 1,71 persen, jasa perusahaan 10,79 persen (yoy) dengan distribusi 1,69 persen, pengadaan listrik dan gas 8,05 persen (yoy) dengan distribusi 1,02 persen, serta pengadaan air 4,25 persen (yoy) dengan distribusi 0,06 persen.

Sementara itu, jasa kesehatan menjadi satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi sebesar 1,74 persen pada triwulan ketiga tahun ini, dengan distribusi 1,2 persen terhadap perekonomian.

Baca Juga: Laju Inflasi RI Melemah, Kemenkeu: Pasokan dan Distribusi Pangan Kita Jaga

"Kontraksi ini dikarenakan pencairan insentif kesehatan lebih rendah kalau dibandingkan dengan triwulan III tahun 2021," ucap dia, dikutip dari Antara.

Secara keseluruhan jika dilihat dari komponen lapangan usaha, ia menyebutkan pada triwulan ketiga tahun ini industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggi, yakni sebesar 0,99 persen.

Selanjutnya diikuti oleh transportasi dan pergudangan sebesar 0,9 persen, perdagangan 0,71 persen, akomodasi dan makan minum 0,47 persen, serta sektor lainnya 2,65 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI