4. Salah Prioritas Finansial
Prioritas finansial juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Investasi bodong yang menawarkan keuntungan besar seringkali mendesak kebutuhan prioritas yang lain padahal jumlah uang terbatas. Padahal, investasi seharusnya baru dilakukan setelah semua kebutuhan tercukupi, termasuk dana darurat.
Namun, yang terjadi di masyarakat Indonesia justru sebaliknya. Alih-alih memenuhi semua kebutuhan, mereka lebih memprioritaskan investasi karena iming-iming keuntungan yang besar. Akibatnya, selain merugi prioritas finansial pun jadi terganggu.
5. Tidak Tahu Modus Investasi yang Berkembang
Banyak sekali modus investasi bodong yang berkembang di luar sana. Perkembangan teknologi juga menjadi faktor makin banyaknya modus investasi bodong.
Sebagai contoh, investasi bodong dengan kedok mendepositkan uang pada aplikasi tertentu dan meminta calon investor bergabung sebagai mitra dagang mirip dengan sistem multi level marketing (MLM). Untuk lebih meyakinkan, biasanya perusahaan menawarkan hasil berupa mata uang luar negeri yang jika dikonversi ke dalam rupiah jumlahnya jauh lebih besar.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni