Antropolog Perancis Sebut Indonesia Layak Jadi Peran Utama dalam Tatanan Global

M Nurhadi Suara.Com
Senin, 07 November 2022 | 11:13 WIB
Antropolog Perancis Sebut Indonesia Layak Jadi Peran Utama dalam Tatanan Global
Pemuka agama Hindu mengikuti kegiatan doa bersama jelang penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (26/10/2022). Doa bersama yang diikuti sekitar 1.200 orang pemuka agama Hindu secara langsung yang hadir di Nusa Dua dan sekitar 150 ribu umat Hindu yang tersebar di 1.493 desa adat di wilayah Bali secara serentak itu dilakukan untuk memohon kepada Tuhan agar penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 15-16 November dapat berjalan lancar dan aman serta untuk mendoakan perdamaian dunia. [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Antropolog asal Prancis, Jean Couteau menyebut, Indonesia sebagai negara paling ideal untuk memainkan peran di tataran global di ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

“Posisi Indonesia sebagai pemegang tampuk presidensi G20 bisa memberikan manfaat dan poin lebih karena berhak menentukan tema dan agenda konferensi. Bersamaan dengan itu, Indonesia juga perlu menonjolkan kelebihan nilai-nilai yang dimiliki, terutama nilai yang terkandung di dalam dasar negara Pancasila,” katanya saat ditemui Tim Komunikasi dan Media G20, Senin (7/11/2022).

Sejumlah indikator yang dimiliki Indonesia sehingga layak untuk memimpin, antara lain adalah pertumbuhan ekonomi yang signifikan, hampir tidak adanya kekerasan politik dibanding negara lain, hingga hubungan antar agama yang harmonis.

Ia menjelaskan, sejumlah indikator tersebut bisa ditawarkan sebagai model ko-eksistensi (kehidupbersamaan) dalam tataran global. Pada praktiknya, di Indonesia lebih menonjolkan kebersamaan daripada perbedaan.

Baca Juga: Best 5 Oto: Dua Model Mewah Mobil Listrik KTT G20 Siap di Bali, Motor Bekas Rp 5 Jutaan, Cara Cek Tilang ETLE

“Semuanya terkandung di Pancasila, rumus yang bersifat lintas bangsa,” ujar Couteau yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar itu.

Indonesia, kata dia, sukses mencegah dan menangani kekerasan-kekerasan yang berbau identitas, terutama agama dan etnis. 

Hal ini membuat Indonesia luput dari kristalisasi agama dan paham nasionalisme sempit yang menjadi akar konflik di berbagai negara.

“Politik dan nilai-nilai identitas di Indonesia bisa dibilang moderat. Cara mengelola kompleksitas keindonesiaan cukup baik dan berhasil,” ungkap dia, dikutip dari Antara.

Couteau menambahkan, Pemerintah Indonesia harus lebih berani memperlihatkan jati diri dan berperan di level global agar dunia bisa mengambil nilai-nilai baiknya. Apalagi, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga dengan jumlah penduduk yang besar, juga punya keberagaman etnis.

Baca Juga: Penyebab Timnas Indonesia U-19 Batal Melawan Jepang dalam TC di Spanyol

Koordinator Staf Khusus Presiden (SKP) Ari Dwipayana mengatakan urgensi terhadap kebutuhan peran para pemimpin dunia dalam konstelasi global untuk menekan ego sehingga masalah resesi dunia dapat terselesaikan.

“Presidensi G20 menjadikan Indonesia terdepan untuk menyelesaikannya,” ucap Ari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI