Proyeksi tersebut, ungkap John, sangat mungkin terealisasi mengingat jumlah populasi produktif yang cukup besar. Pada 2030 saja, populasi usia kerja di Asean bakal meningkat 40 juta orang dari saat ini, di saat negara lainnya mengalami penyusutan.
“Dan ASEAN, Indonesia mengambil porsi sekitar setengahnya,” kata John.
Faktor yang sama akan membuat penetrasi digital di Indonesia akan semakin masif ke depan. Mengacu riset Google dan Bain, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia mengalami lonjakan tajam sejak dua tahun lalu, bahkan pada 2030 ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan mencapai nilai sebesar US$ 330 miliar, meningkat lima kali lipat dari 2021 yang sebesar US$ 70 miliar.
John menilai prediksi itu tidak mengejutkan. Sebab, katanya, diukur dari sudut valuasi perusahaan teknologi digital saja terjadi peningkatan 1.000 kali lipat dalam 8 tahun terakhir.
“Pada 2014, value dari seluruh perusahaan teknologi di Indonesia hanya berkisar Rp1 triliun. Saat ini dengan semakin majunya perusahaan tersebut, nilainya bisa mencapai Rp1.000 triliun,” ungkap John.
Sejauh ini Lippo Group sebut John, juga akan memainkan peran penting bagi laju tersebut. Menurutnya, Lippo Group akan mengawal episentrum pertumbuhan ASEAN dan dunia dengan mengoptimalkan lagi kinerja seluruh tentakel bisnis yang meliputi properti, kesehatan, ritel, dan investasi teknologi.
“Lippo Group memainkan proksi bagi kemajuan ekonomi Indonesia secara signifikan, dan kami akan terus memanfaatkan perubahan teknologi untuk berinovasi, serta memperkuat posisi kepemimpinan kami,” katanya.