Suara.com - Untuk membantu mewujudkan transformasi digital, Indonesia dan PT Thales Indonesia bekerja sama membangun satelit komunikasi Indonesia, Satria-1. Thales sendiri telah berkomitmen menjembantani akses komunikasi broadband melalui konektivitas berkecepatan tinggi, yang mana Thales menyatakan memiliki pengalaman dalam teknologi satelit.
Hal ini dikemukakan Senior Executive Vice-President, International Development Thales International, Pascale Sourisse, dalam media briefing di Fairmont Hotel, Jakarta, Jumat (4/11/2022).
"Thales, dalam hal ini Thales Alenia Space atau TAS, saat ini sedang mengerjakan Satria-1. Satria-1 merupakan satelit terkuat di Asia, yang akan diluncurkan 2023. Satelit ini akan membawa konektivitas bagi penduduk Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan yang paling terpencil," ujarnya.
Satria-1 disebut akan menghubungkan sekitar 145 ribu area, termasuk 90 ribu sekolah, 40 ribu rumah sakit, bangunan umum, dan situs pemerintah daerah yang tak terhubung satelit atau infrastruktur terestrial.
Baca Juga: Menkominfo dan Thales Bahas Perkembangan Pembangunan Satelit Satria-1
Tak cuma Satria-1, pada Oktober 2021, TAS menandatangani kontrak dengan penyedia satelit Indonesia, PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) untuk membangun HTS 1 13BT, satelit telekomunikasi broadband C/Ku-Band baru. HTS 1 13BT akan dikirimkan awal tahun 2024 untuk masa pakai yang direncanakan selama 15 tahun untuk memperkuat infrastruktur konektivitas di sejumlah kepulauan Indonesia.
Komitmen Investasi di Indonesia
Thales sendiri telah hadir di Indonesia sejak 40 tahun belakangan. Menurut Pascale, pihaknya sangat berkomitmen untuk berinvestasi di Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dalam IndoDefence 2022, saat DEFEND ID dan Thales menandatangani beberapa perjanjian untuk memperkokoh komitmen mereka dalam mendukung proses modernisasi dan digitalisasi sektor pertahanan Indonesia.
DEFEND ID merupakan perusahaan holding industri pertahanan Indonesia yang dipimpin oleh PT Len, yang pada April 2022, Presiden Joko Widodo memaparkan target Indonesia agar DEFEND ID menjadi bagian dari daftar top lima puluh perusahaan pertahanan dunia pada 2024 dan meningkatkan penggunaan komponen-komponen produksi lokal dalam industrinya.
"Thales menyambut target Indonesia dalam mengembangkan kapabilitas dan kompetensi industrial nasional. Ini berarti, kami berinvestasi dalam membangun posisi kami di tingkat lokal, menyediakan alih teknologi, pelatihan, baik kepada BUMN maupun perusahaan swasta," ujar Pascale.
"Thales dan PT Len akan menggunakan keahlian di bidang teknologi radar, yang akan dilakukan di PT Len Subang. Kami berharap, joint-venture ini akan beroperasi di 2023, yang mampu menyediakan lowongan-lowongan pekerjaan di bidang high tech," tambah Pascale.
Baca Juga: Satelit Satria-1 Akan Tingkatnya Sinyal BTS 4G di Daerah Terluar
Thales (Euronext Paris: HO) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang teknologi maju, investasi dalam dunia digital dan inovasi “deep tech” – konektivitas, big data, artificial intelligence, cybersecurity dan teknologi-dan teknologi quantum.
Thales sendiri telah ada di Indonesia sejak 40 tahun lalu, berkantor pusat di Jakarta, dan mempekerjakan lebih dari 50 orang. Selain sebagai penyedia jasa pertahanan untuk Angkatan Darat, Angkatan Udara, dan Angkatan Laut Indonesia, Thales juga hadir di ranah sipil, dengan menyediakan solusi manajemen lalu lintas udara, sistem persinyalan untuk proyek kereta api dan satelit telekomunikasi.