APTRI Dukung Restrukturisasi Bisnis Gula PTPN Group

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 04 November 2022 | 08:01 WIB
APTRI Dukung Restrukturisasi Bisnis Gula PTPN Group
Ketahanan gula nasional kini menjadi salah satu fokus utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Fatchuddin menyarankan, agar impor gula harus benar-benar dihitung secara cermat, jangan sampai membanjiri pasar dan menekan harga gula lokal. PTPN, lanjutnya, juga tetap harus melakukan pembelian gula petani sebagaimana yang dilakukan dua tahun terakhir ini, mengingat hal tersebut sangat membantu petani dalam permodalan untuk pemeliharaan, penyediaan bibit, pupuk, dan kebutuhan operasional lainnya.

“PTPN III jangan hanya bertumpu pada alokasi impor gula. Namun, bila produksi gula dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan, silakan PTPN diberikan alokasi impor sesuai dengan kontribusinya selama ini,” jelas Fatchuddin.

DPP APTRI mendukung penuh komitmen pemerintah melalui Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioethanol sebagai Bahan Bakar (Biofuel).

Sekjen DPP APTRI, Sunardi Edy, mengatakan, bahwa langkah tersebut adalah wujud keseriusan Pemerintah, melalui institusi terkait dan penentu kebijakan terkait, untuk mewujudkan cita-cita swasembada.

“Karena swasembada tanpa ketegasan gebrakan dan langkah berani semua pihak, hanya akan jadi slogan dan mimpi belaka,” ujarnya.

Apa yang menjadi kandungan isi draf perpres tersebut, dinilainya sangat luar biasa dan bagus, karena bisa mengatur dan mengendalikan semua stakeholder, serta penentu kebijakan untuk fokus dan saling mendukung.

“Sudah sepantasnya kita acungi jempol. Dengan Perpres tersebut, diharapkan semua serius dan fokus saling bantu membantu dan mendukung untuk bisa swasembada. Sehingga, tidak terjadi lagi praktik seperti sebelumnya yang dominan capitalis dan permainan politik,” kata Sunardi.

Melalui Perpres tersebut, Sunardi berharap usaha tani tebu akan semakin menarik, karena lebih jelas siapa yang berperan dan bertanggung jawab. Menurutnya, ketika belum swasembada atau budidaya gula masih kurang, tebu adalah usaha yang menarik dan menjanjikan.

“Namun, apa yang terjadi, sekian lama kita merdeka, setiap panen raya tebu, gula tidak laku dan susah jual. Petani harus ambil kredit talangan. Bahkan, Holding PTPN III yang membeli gula petani pun tak bisa jual, termasuk penugasan BULOG untuk belipun, juga merugi,” ungkap Sunardi.

Baca Juga: Keseriusan Pemerintah untuk Swasembada Gula Disorot, Perpres Terlalu Fokus Impor

Menurut Sunardi, hal tersebut menjadi tanda tanya, mengingat setiap panen raya, para pedagang merasa takut dan cemas untuk membeli gula.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI