Suara.com - Potensi peningkatan pendapatan mitra menjadi bagian ramainya pembahasan bukti nilai belanja (spending) di aplikasi Gojek dari masyarakat. Hal ini menguatkan hasil riset yang menyatakan bahwa ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melayani sedikitnya duapertiga konsumsi rumah tangga Indonesia.
Selebriti, Amanda Manopo, termasuk salah satu dari bagian yang membuktikan kesehariannya tidak terlepas dari layanan perusahaan ekosistem digital terbesar di Tanah Air ini.
Amanda memperlihatkan bukti total transaksinya di aplikasi Gojek mencapai Rp253,774 juta untuk periode setahun melalui akun Instagram resminya. Mulai 2 November 2021 sampai 2 November 2022.
Pada postingannya, aktris dan penyanyi kelahiran 6 Desember 1999 ini menyebut mayoritas untuk belanja makanan dalam aplikasi tersebut yaitu GoFood.
Baca Juga: Amanda Manopo Habiskan Rp 250 Juta Hanya untuk Pesan Makanan Lewat Ojol
Oleh akun @txtfrombrand bukti transaksi tersebut kemudian diunggah di Twitter mengikuti thread yang sedang viral karena trending sehingga semakin ramai mendapatkan respon netizen.
”Wkwkwk tp itu kan total transaksi bersih setelah dikurangin promo, kalo dihitung kotor mungkin bisa lebih-lebih dari itu,” sahut akun @wiraa_
Besarnya pengeluaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan harian melalui Gojek dan ekosistem lainnya di GoTo ternyata sejalan dengan pendapatan yang diraih mitra driver Gojek. Berpotensi bertambah seiring peningkatan transaksi yang terjadi.
Pemilik akun @kuacibison memposting Laporan Pendapatan Tahunan mitra dari aplikasi Gojek yang nilainya mencapai Rp84,616 juta pada 2021.
”Setara penghasilan drivernya selama setahun kak, tahun 2021 kurang dari 100 jt, utk tahun ini kemungkinan lebih dari 100 jt,” kata dia.
Baca Juga: Bisnis Sewa Pacar Ternyata Ada, Segini Tarif dan Aturan Mainnya
Dengan begitu maka rata-rata pendapatan bulanan mitra Gojek per bulannya di kisaran Rp7 juta sampai Rp8 juta atau masih di atas Upah Minimum Regional (UMR).
Amanda bukan satu-satunya. Ribuan masyarakat pada umumnya turut memperlihatkan bukti pengeluaran mereka di ekosistem GoTo ini yang nilainya terbilang cukup besar.
”Yang laen minggir dulu, temen w juara banget,” cuit akun @_panski sambil memperlihatkan bukti total amount milik temannya di aplikasi Gojek sebesar Rp166,731 juta untuk periode 1 Januari 2022 sampai 31 Oktober 2022.
Netizen ramai merespon pengeluaran sebesar itu cukup untuk beli mobil Avanza.
”Sebenarnya ya kalau diitung bagi rata selama 10 bulan dengan average 16jt perbulan dan temen gue ini ngurus a family of 4 (suami istri + anak 2) berarti seorang sebulan 4 jutaan, sehari 130rb an, anggep lah 150rb, kl sehari 3x makan berarti 1x makan <50rb, masih make sense,” kata @_panski.
”Masha Allah..Insha Allah rezekinya melimpah kayaraya dan dapat terus berbagi..gofood bukan utuk sendiri aja kok.,” sahut pemilik akun @iinpalupi sambil memperlihatkan bukti spending sebesar Rp16,680 juta di aplikasi Gojek periode 2 November 2021 sampai 1 November 2022.
Sebelumnya, hasil riset Redseer mengumumkan bahwa ekosistem GoTo yang terdiri atas layanan on-demand (Gojek), layanan e-Commerce (Tokopedia), dan layanan keuangan (GoPay dan GoTo Financial lainnya) melayani dua pertiga kebutuhan konsumsi rumah tangga Indonesia.
Dihitung berdasarkan presentase nilai transaksi bruto (Gross Transaction Value/GTV) GoTo selama tahun 2020 terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun yang sama.
GTV GoTo terus meningkat tercermin dari laporan keuangan Perusahaan pada semester I – 2022. Khusus di kuartal kedua 2022 saja, GTV GOTO mencapai sebesar Rp 150,5 triliun atau melampaui target yang dicanangkan secara kuartalan berkisar antara Rp 142 - Rp 150 triliun.
Pendapatan Kotor GOTO naik 49% year on year mencapai Rp 10,7 triliun pada setengah tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,19 triliun (proforma). Pendapatan bersih GOTO tercatat sebesar Rp 3,39 triliun, melesat 73% dari semester I-2021 senilai Rp 1,96 triliun.
Riset Macquarie Sekuritas Indonesia baru-baru ini menyatakan keberadaan GoTo yang sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat Indonesia menjadi landasan pihaknya menyukai saham GOTO. Selain itu, GoTo dinilai berada pada posisi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan dari digitalisasi yang berkelanjutan melalui tiga segmen bisnisnya.
Keunggulan GoTo menurut Macquarie adalah sebagai satu-satunya penyedia layanan dan pemimpin pasar di masing-masing segmen baik On-demand, e-Commerce, maupun Fintech di Indonesia.