Suara.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia(LPEI)/Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI terus berupaya meningkatkan ekspor nasional melalui berbagai program unggulan salah satunya program Desa Devisa.
Jalinan kerjasama yang telah terbentuk dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur kembali diperkuat dengan bersama-sama mengukuhkan enam Desa Devisa baru yang diluncurkan di sela-sela acara East Java Export Festival.
Adapun kerjasama ini ikut disaksikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa beserta jajarannya, juga Anggota Dewan Direktur LPEI Arus Gunawan dan Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F. Anwar.
Atas diresmikannya enam Desa Devisa baru ini, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indra Parawansa mengaku optimistis akan mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jawa Timur khususnya para pelaku UMKM sehingga dalan waktu yang sama juga akan bisa meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.
Baca Juga: Jadi Partner Pertumbuhan UKM, GudangAda Hadirkan Ekosistem Digital yang Inklusif
“Alhamdulillah hari ini bertambah 6 Desa Devisa di Jawa Timur. Kita berharap ini bisa meningkatkan kinerja ekspor dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk LPEI, kami berharap kuota Desa Devisa dapat semakin ditambah. Sebab, secara tidak langsung Desa Devisa sebagai jembatan bagi produk lokal untuk menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Jawa Timur bahkan nasional,” ujar Khofifah.
Adapun enam Desa Devisa yang diluncurkan tersebut antara lain (1) Desa Devisa Tenun Ikat Lamongan, (2) Desa Devisa Batik & Tenun Gedog Margorejo dan (3) Kedungrejo Tuban,(4) Desa Devisa Klaster Furnitur & Home Décor Bonggol Jati Ngawi, (5) Desa Devisa Klaster Furnitur & Home Décor Kendang Jimbe Blitar, (6) Desa Devisa Klaster Rempah - Jahe Pacitan.
Enam Desa Devisa yang diluncurkan kali ini, selanjutnya akan diberikan pendampingan dan pelatihan oleh LPEI dalam rangka mendorong ke enam desa tersebut menembus pasar ekspor.
Selain itu enam desa devisa ini diharapkan dapat menjadi pilot project sebagai percontohan untuk desa lainnya sehingga dapat menjadi daya ungkit untuk maju bersama menjadi desa berorientasi ekspor.
Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI Chesna F. Anwar mengucapkan terima kasih dan mendukung penuh kolaborasi yang senantiasa terjalin antara LPEI dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Harap Pos Bloc Medan Jadi Rumah Kreatif UMKM, Teten Masduki: Kaya Nagari dan Sejarah!
“Pada hari ini, LPEI kembali berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang akan bersama-sama mendorong 36 desa yang berada di 6 lokasi di Jawa Timur menjadi Desa #LokalyangMendunia. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang senantiasa berkolaborasi bersama kami dalam rangka mengembangkan UKM Ekspor,” tegas Chesna F. Anwar.
Lebih lanjut, Chesna F. Anwar juga menyampaikan bahwa Desa Devisa di Jawa Timur adalah yang terbanyak di Indonesia.
Ia pun menambahkan dengan semangat #LokalyangMendunia, LPEI bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melaksanakan pelatihan Coaching Program for New Exporter (CPNE) yang melibatkan 604 peserta dan berhasil menciptakan 50 eksportir baru sampai dengan September 2022.
Selain itu dari sisi pembiayaan UKM di Jawa Timur LPEI telah menyalurkan pembiayaan ekspor sebesar Rp5,4 Triliun per Juni 2022.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur, Drajat Irawan mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada LPEI atas dukungan yang diberikan melalui berbagai kerja sama yang telah dan tengah dilaksakanakan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Besar harapan kami melalui acara ini dapat mengoptimalkan sinergitas yang terjalin dalam rangka peningkatan neraca perdagangan serta mendorong pemulihan ekonomi,” ujar Drajat Irawan.
Selain pengukuhan enam desa devisa baru, LPEI juga turut berpartisipasi sebagai narasumber pada sesi talkshow: Strategi Menembus Pasar Ekspor yang dikemas dalam satu rangkaian acara East Java Export Festival.