Suara.com - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara optimis bahwa pemerintah bisa menahan kenaikan laju inflasi maksimal di bawah 6 persen sepanjang tahun ini.
"Mudah-mudahan kita bisa tahan di bawah 6 persen secara tahunan," kata Suahasil di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Oktober 2022 terjadi deflasi 0,11 persen. Sehingga dengan ini, maka inflasi secara tahun kalender atau year to date (ytd) mencapai 4,73 persen dan inflasi secara tahunan atau year on year (yoy) mencapai 5,71 persen.
Laju inflasi ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan lalu yang sebesar 5,95 persen.
Baca Juga: Inflasi Diprediksi Stabil Saat Kekhawatiran The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Kian Menguat?
Berdasarkan data BPS di 90 kota, laju inflasi Oktober 2022 memang terlihat mulai melemah. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Tanjung Selor sebesar 9,11 persen dengan IHK sebesar 112,73 dan terendah terjadi di Ternate sebesar 3,32 persen dengan IHK sebesar 110,75.
Meski bergerak melemah, Suahasil mengatakan pemerintah akan tetap mewaspadai adanya lonjakan inflasi menjelang akhir tahun, mengingat ada dua perayaan besar yakni Natal dan Tahun Baru.
"Di Desember kan ada Natal dan tahun baru, tapi kami usahakan terus untuk kembali ke level normal," katanya.
Menurutnya, realisasi inflasi Oktober 2022 yang sebesar 5,71 persen tersebut sudah sesuai perkiraan pemerintah. Ia memastikan, inflasi akan terus dijaga stabil untuk menjadi pondasi perekonomian nasional dalam menghadapi gejolak ekonomi global.
Salah satu hal yang dijaga adalah tidak adanya lonjakan harga di komoditas pangan menjelang akhir tahun ini.
Baca Juga: Pengamat Soroti Kenaikan Suku Bunga BI: Pengetatan Moneter Buat Ekonomi Makin Kaku
"Kami ingin memastikan barang itu tersedia, harganya sestabil mungkin. Ini yang kita jaga terus, sehingga bisa jadi pondasi yang bagus untuk kita, kan globalnya ada turbulensi," ucapnya.