Suara.com - Harga minyak dunia naik pada perdagangan hari Selasa, menutupi kerugian dari sesi sebelumnya karena China dikabarkan akan kembali membuka pembatasan ketat atau lockdown dari Covid-19.
Mengutip CNBC, Rabu (2/11/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Januari, patokan internasional, ditutup melesat USD1,84, atau 2 persen, menjadi USD94,65 per barel. Kontrak Desember yang berakhir Senin bertengger di posisi USD94,83 per barel, merosot 1 persen.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD1,84, atau 2,1 persen menjadi USD88,37 per barel setelah jatuh 1,6 persen di sesi sebelumnya.
Sebelumnya otoritas China dikabarkan bakal membuka pelonggaran pembatasan Covid-19 pada Maret 2023 mendatang yang bertajuk Reopening Committee. Saham Hong Kong dan China melejit karena rumor tersebut.
Baca Juga: Produser Eksekutif Strange Tales of Tang Dynasty Konfirmasi Ada Season 2
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China kemudian mengatakan dia tidak mengetahui situasi tersebut.
"Kita mendapatkan banyak sinyal ke arah itu dan pasar merespons dengan sangat positif," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.
Brent dan WTI mencatat kenaikan bulanan pada Oktober, yang pertama sejak Mei, setelah Organisasi Negara Eksportir Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC Plus, memangkas produksi yang ditargetkan sebesar 2 juta barel per hari.
"Pemotongan OPEC Plus dan rekor ekspor minyak Amerika juga mendukung fundamental harga minyak," kata analis CMC Markets, Tina Teng.
Tamas Varga, analis PVM mengatakan pasokan minyak yang berkurang, kemungkinan penghentian program pelepasan minyak dari Strategic Petroleum Reserve (SPR) Amerika dan pertumbuhan kembali permintaan minyak juga dapat mengirim minyak mentah kembali di atas USD100 per barel.
Baca Juga: Akibat Kebijakan Lockdown Nol-Covid, Pengunjung Disney Shanghai Kini Terjebak
"Terlambatnya investasi minyak menabur benih bagi krisis energi di masa mendatang, ungkap Sekretaris Jenderal OPEC," Haitham Al Ghais, Selasa.
OPEC menaikkan perkiraannya untuk permintaan minyak dunia dalam jangka menengah dan panjang, Senin, mengatakan diperlukan investasi USD12,1 triliun untuk memenuhi permintaan tersebut.
Sejumlah faktor bullish ini mengimbangi kekhawatiran permintaan yang ditimbulkan oleh pembatasan Covid-19 yang menurunkan aktivitas pabrik China pada Oktober serta memotong impornya dari Jepang dan Korea Selatan.