Suara.com - Dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, Kimia Farma kembali melaksanakan Program Pemberdayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang ke-3 kalinya.
Hal ini diwujudkan melalui Grand Opening UMKM Academy 3.0 yang diresmikan oleh M. Rony Hidayat selaku General Manager Umum dan Teknologi Informasi PT Kimia Farma Tbk.
Selain itu turut hadir Riana Setia selaku analis perdagangan Kementerian Perdagangan RI dan Ria Andriana selaku CEO Sushi Street sebagai narasumber dalam agenda CEO Talk yang membahas mengenai kisah sukses perjalanan bisnisnya.
UMKM Academy 3.0 merupakan program pendampingan UMKM yang menitikberatkan pada upaya peningkatan daya saing dengan pendekatan aspek manajerial UMKM yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan, dengan melibatkan mentor UMKM profesional.
Baca Juga: Peruri: UMKM Jadi Tulang Punggung Ekonomi, Serap 95 Persen Tenaga Kerja
Program ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kimia Farma yang sejalan dengan target SDGs nomor 8 yaitu untuk menyediakan pekerjaan layak dan peningkatan ekonomi.
“UMKM Academy telah dilaksanakan sejak tahun 2020 dengan total jumlah peserta selama tiga tahun mencapai 120 mitra binaan dan menghasilkan 16 UMKM naik kelas dari aspek peningkatan omset, peningkatan kapasitas produksi, serta penyediaan fasilitas legalitas berupa Perseroan Terbatas (PT), Commanditaire Vennootschap (CV), perizinan BPOM dan Halal MUI”, ujar M. Rony Hidayat selaku General Manager Umum dan Teknologi Informasi PT Kimia Farma Tbk.
Alur program UMKM Academy 3.0 dimulai dari webinar, prainkubasi, inkubasi, post inkubasi berupa pendampingan, presentasi final naik kelas dan graduation. Inkubasi dilakukan selama empat minggu berupa pelatihan teknis dan pendampingan mentor terlatih secara online.
Post inkubasi dilakukan dengan evaluasi dan improvement dari para UMKM, sehingga program ini kurang lebih akan terlaksana dalam empat bulan.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, peserta UMKM Academy 3.0 kategori intermediate mayoritas berasal dari peserta tahun lalu yang telah ter-upgrade.
Baca Juga: Digitalisasi Jadi Kunci Hambatan Akses Pasar Pelaku UMKM
Sehingga di tahun ini metoda UMKM Academy dibagi menjadi dua kategori pendekatan yaitu kategori basic yang diperuntukan untuk UMK tahap dasar dengan skala produksi yang masih kecil, belum memiliki brand identity dan belum paham mengenai pembukuan laporan keuangan, sedangkan kategori intermediate diperuntukkan kepada UMK binaan Kimia Farma yang dianggap sudah berada di level yang lebih baik dalam brand identity, pembukuan keuangan, dan jangkauan pemasaran.
Dengan adanya perbedaan kriteria tersebut, pendekatan pembelajaran materi pada UMKM Academy 3.0 menjadi berbeda sesuai kategorinya.
“Dari 376 pendaftar terdapat 40 UMKM yang lolos seleksi menjadi peserta UMKM Academy 3.0. Peserta tersebut terdiri dari 30 mitra binaan kategori basic dan 10 mitra binaan kategori intermediate untuk dipersiapkan naik kelas. Semoga melalui UMKM Academy 3.0 ini menjadi wadah pembelajaran bagi pelaku usaha UMKM dalam mengimplementasikan manajerial UMKM yang mapan” tutup M. Rony Hidayat.