Kisah 3 Pelaku UMKM Kuliner yang Sukses Lewati Pandemi dengan Memanfaatkan Teknologi Digital

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 31 Oktober 2022 | 12:45 WIB
Kisah 3 Pelaku UMKM Kuliner yang Sukses Lewati Pandemi dengan Memanfaatkan Teknologi Digital
Moris, Pemilik Usaha Warung Bude Pecel bersama Arafah Rianti dan Halda Rianta dalam acara Metal UMKM. (YouTube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Harus diakui, pandemi yang menghantam di tahun 2020 lalu adalah masa yang berat, terlebih bagi para UMKM. Pembatasan yang ditetapkan oleh pemerintah di banyak wilayah seakan ikut menutup peluang mereka untuk meraih pelanggan. Tapi faktanya, tak sedikit di antara mereka yang berhasil melewati pandemi, bahkan menjadi lebih sukses daripada sebelumnya.

Kebanyakan di antara mereka yang sukses melewati pandemi adalah para UMKM yang beralih ke teknologi digital. Ketika penjualan konvensional mandeg akibat pembatasan, shifting ke ranah digital mampu menyelamatkan usaha mereka, bahkan menjadikannya lebih besar dan sukses.

Rahasianya Jakarta, 26 Oktober 2022 - duo dara kakak-adik Arafah Rianti dan Halda Rianta belum lama ini hadir

Penasaran dengan kisah sukses para UMKM kuliner yang berhasil melewati masa sulit pandemi? Dalam acara Metal (Makan Santai Tapi Endul) UMKM (Urusan Makan Kian Mantul) di Youtube yang dibawakan oleh duet komedian asal Depok, yaitu duo dara kakak-adik Arafah Rianti dan Halda Rianta, kamu bisa simak sekelumit perjuangan tiga UMKM kuliner yang memulai bisnisnya dari dapur rumahan dan sukses melewati masa pandemi dengan memanfaatkan teknologi digital.

Baca Juga: Berkat Go Digital, UMKM Kuliner Lokal Teguk Berhasil Buka Gerai Pertama di New York

1. Gianto, pemilik usaha Pecel Lele Sambal Rampai, Slipi, Jakarta Barat.

Awal pandemi diakui Gianto sebagai masa sulit. Saat itu, ia dan istrinya bahkan sampai menjual mas kawin mereka demi mempertahankan usaha kuliner yang sudah dirintisnya sejak 2018.

Tapi siapa sangka, usaha warung tenda Pecel Lele Sambal Rampai di depan kolong jembatan layang Slipi, Jakarta Barat itu bisa melewati badai pandemi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.

Menurut Gianto, pada awal 2019, ia sebenarnya sudah mulai memaksimalkan pemasukan melalui jualan secara online dan bergabung dengan GoFood.

"Karena saat awal konsep usaha saya bersama istri kan berada di bawah jembatan sehingga kami berpikir mungkin pelanggan kurang nyaman. Maka, kami memutuskan di awal 2020 hanya menerima pesanan lewat GoFood dan take away,” ungkap Gianto.

Baca Juga: Mau Cepat Cari Cuan? Media Sosial Tempat Paling Ampuh Kenalkan Brand

Ketika pandemi menghantam, Gianto mulai optimalkan kembali penjualan online di GoFood. Ia juga giat belajar dalam membangun usaha dan berjejaring dengan sesama pemilik usaha kuliner dalam komunitas Partner GoFood (KOMPAG) secara online. Hampir semua edukasi yang diberikan oleh GoFood ia coba terapkan, seperti ikut promo dan bagaimana memasang foto menu yang menarik.

Kini, pemasukan yang awalnya hanya sekitar Rp2 juta per bulan, meningkat sebesar 650%. Dan tak ada yang menyangka, usaha kuliner yang berawal dari kolong jembatan itu kini punya 19 cabang serta telah mempekerjakan 110 karyawan.

2. Moris Suhendi, pemilik usaha Warung Bude Pecel, Tangerang

Bermula dari kurir GoSend, Moris yang tidak memiliki latar belakang sebagai pengusaha ternyata bisa sukses membuka warung di teras rumah.

Warung Bude Pecel yang dikelola Moris saat ini sebenarnya merupakan usaha milik keluarga yang dirintis oleh sang ibu sejak 1998. Awalnya, warung ini hanya beroperasi di pasar tradisional dari jam 9 hingga 11 pagi, dan dilanjutkan dengan berjualan di lingkungan sekolah dekat rumahnya.

Belakangan, karena masalah kesehatan pada ibunya, Moris yang saat itu berada di Wonogiri memutuskan untuk merantau ke Tangerang dan meneruskan usaha keluarganya.

"Saya nekat ajak Ibu untuk buka Warung Bude Pecel di teras rumah dan mulai mendaftarkan usaha kami secara online di GoFood melalui aplikasi GoBiz secara gratis pada awal 2021,” ujar Moris.

Kini, warungnya tak hanya menjangkau penduduk sekitar, tapi juga dapat dijangkau oleh pelanggan secara lebih luas, tanpa mereka harus datang ke warung untuk memesan. Bahkan, dengan aplikasi GoBiz, Moris merasa sangat terbantu karena dapat mengatur tutup buka usahanya waktu kapan saja melalui handphone.

3. Mian, pemilik usaha Ayam Geprek Express, Cibubur

Kata siapa uang Rp500 ribu nggak bisa dipakai buat modal usaha? Mian membuktikan bahwa uang segitu bisa menjadikannya pengusaha UMKM kuliner yang sukses.

Mian yang awalnya berprofesi sebagai pengemudi GoRide, mengalami kesulitan mencari penumpang saat pertama kali pandemi terjadi di awal 2020. Hasil memutar otak untuk dapat bertahan demi keluarganya di rumah, Mian kemudian berinisiatif membuka usaha kuliner Ayam Geprek Express dari dapur rumahnya di Cibubur, Bogor, Jawa Barat dengan modal setengah juta.

“Sejak hari pertama Ayam Geprek Express beroperasi, usaha saya sudah bergabung dengan GoFood dan berhasil mendapatkan tiga pesanan pertama secara online," kenangnya.

Tak menunggu lama, Mian juga mengikuti Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), di mana ia bisa belajar lebih dalam mengenai tren bisnis kuliner online seperti strategi mengatur harga jual produk.

Berkat teknologi digital dan ragam edukasi serta pelatihan yang disediakan oleh ekosistem Gojek, Ayam Geprek Express berhasil meningkatkan penjualan sebesar lima belas kali lipat sejak awal berjualan hingga saat ini. Bahkan, Mian telah mampu menghasilkan omzet hampir Rp77 juta per bulannya dan melayani kurang lebih 75 pesanan setiap harinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI