Banyak Dikritik, Segini Biaya Perayaan Halloween yang Dikeluarkan Orang Tua di Korsel Untuk Anaknya

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 31 Oktober 2022 | 10:10 WIB
Banyak Dikritik, Segini Biaya Perayaan Halloween yang Dikeluarkan Orang Tua di Korsel Untuk Anaknya
Ilustrasi halloween (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tragedi Itaewon yang menyebabkan kematian 151 orang setelah berdesak-desakan di gang sempit pada Sabtu (29/10/2022), membatalkan semua perayaan Halloween di Korsel. Hal ini membuat pemerintah setempat menetapkan hari berkabung nasional mulai Minggu hingga Sabtu mendatang untuk menghormati para korban.

Bukan hanya perayaan tahun ini saja yang dibatalkan, karena selama bertahun-tahun mendatang, Halloween yang sejatinya menjadi upaya seluruh industri untuk meningkatkan angka penjualan tahunan dengan promosi dan acara bertema, tampaknya akan dikaitkan dengan insiden mematikan di Korsel.

"Tidak ada perusahaan yang berani mengangkat Halloween dalam konteks acara komersial setidaknya selama beberapa tahun," kata salah seorang pejabat di perusahaan konglomerasi Korsel, mengutip dari Koreantimes.

Sebelumnya, kritik terhadap pemasaran perayaan Halloween yang berlebihan terhadap anak-anak telah sering dilontarkan selama bertahun-tahun di Korea Selatan. Hal ini ditambah dengan protes para orang tua dengan anak kecil yang kian terganggu oleh biaya tambahan untuk perayaan tersebut.

Baca Juga: Tragedi Halloween di Korsel Jadi Pelajaran, Berdesakan dalam Kerumunan Bisa Berdampak Henti Jantung

"Harganya lebih dari 100.000 won (Rp 1 juta) untuk membeli sapu, topi, dan kostum lainnya untuk anak prasekolah saya yang ingin menjadi penyihir di acara Halloween sekolah, yang harus saya hadiri juga dengan mengenakan kostum," kata seorang wanita berusia 40-an, kepada Koreantimes.

Dan sedihnya, kebanyakan kostum seram tersebut hanya digunakan untuk satu hari, dan kemungkinan besar akan sia-sia setelahnya. Orang tua pada dasarnya terpaksa membeli barang-barang ini, karena takut anaknya akan merasa disisihkan.

"Itu semua bagian dari pemasaran yang membuat orang menghabiskan uang yang mereka tidak inginkan, tetapi mau tak mau diperlukan. Saya punya dua anak, jadi saya tidak bisa membuat mereka berbagi, karena mereka masing-masing harus memakai kostum di hari yang sama," pungkas orang tua lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI