Adapun, Direktur Pemasaran OneMed Louis Hartanto menjelaskan ada dua strategi yang digunakan oleh perseroan, yaitu strategi inti dan strategi digital. Melalui strategi inti, OneMed akan terus menambah fasilitas penyimpanan dan pusat distribusi serta gerai-gerai penjualan.
“Dalam 5 tahun ke depan, kami berencana membuka 25 gerai baru dan 15 gudang penyimpanan serta 1 pusat distribusi nasional. Lokasinya ada di wilayah-wilayah utama, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bandung hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara,” papar Louis.
Sebagai catatan, per tanggal 31 Maret 2022 perseroan memiliki 1 pusat distribusi nasional yang terletak di Gresik, Jawa Timur, 20 kantor cabang dan fasilitas logistik, dan 11 kantor penjualan yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Sementara itu, secara digital, OneMed tengah mengembangkan aplikasi penjualan serta pembelian serta memperkuat kemitraan dan kolaborasi digital dengan sejumlah platform startup, ecommerce dan pembayaran, di antaranya Tokopedia, Ovo, Shoppee, Halodoc, Lazada, dan Gopay.
Sebagai salah satu market leader alat kesehatan di Indonesia, per 31 Maret 2022 OneMed memiliki 3.200 SKU aktif dan 72 produk dengan merek terdaftar perseroan yang tersebar di 514 kota dan 34 provinsi.
Salah satu lini andalan perseroan dengan kontribusi terbesar, tercatat yaitu medical disposables & consumables, yang memiliki CAGR pertumbuhan pendapatan sebesar 114,5% pada rentang 2019—2021. Terkini atau per 31 Maret 2022, realisasi pendapatan dari bisnis peralatan medis sekali pakai dan bahan habis pakai mencapai Rp293 miliar.
Berdasarkan persentase, segmen yang berkontribusi paling besar pada pendapatan perseroan adalah kategori Medical Disposable and Consumables sebesar 64,6%, disusul Antiseptic and Dialysis (13,8%), Diagnostic and Equipment (13,6%), Biotechnology and Laboratory (4,2%), Hospital Furniture (2%), dan Walking Aids and Rehabilitation (1,8%).
Serangkaian ekspansi juga telah dijalankan perseroan sepanjang periode berjalan 2022. Saat ini, OneMed telah memulai pembangunan Pabrik Mojoagung II dan menandatangani perjanjian pemanfaatan lahan untuk Pabrik Batang.
Ekspansi yang dirancang oleh OneMed sejalan prospek cerah industri alat kesehatan di Indonesia. Proyeksi yang dikeluarkan oleh WHO, OECD, IMF dan Frost Sullivan menunjukkan persentase belanja kesehatan terhadap GDP Indonesia sebesar 3,2% pada 2021. Posisi itu masih di bawah Malaysia (4,3%), Vietnam (6,2%), China (5,1%), dan Jepang (12,3%).
Baca Juga: Melihat Ragam Teknologi Kesehatan Terbaru di Indonesia Hospital Expo
Indonesia sendiri diprediksi menjadi salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan GDP per kapita tercepat di Asia Pasifik dengan proyeksi pertumbuhan tahunan 7,1% sepanjang 2021 hingga 2026, melampaui Thailand (5,3%) dan Jepang (4,7%).