Ketegangan Politik Jelang Pilpres 2024 Diharap Tidak Merusak Iklim Investasi di Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 23:01 WIB
Ketegangan Politik Jelang Pilpres 2024 Diharap Tidak Merusak Iklim Investasi di Indonesia
Sebagai Ilustrasi-MJ Snack salah satu mitra binaan PT ASABRI (Persero) turut berpartisipasi pada acara Solo Food, Beverage, and Chef Festival 2022.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) berharap iklim investasi Indonesia tetap stabil meski dengan ancaman resesi global sekaligus tahun politik pada 2023.

“Menuju pemilu nasional secara serentak tahun 2024 yang terpenting untuk pengusaha keberlanjutan investasi khususnya di sektor minerba tetap stabil, tidak terganggu, dan program hilirisasi SDA tidak terkoreksi," kata Wakil Bendahara Umum ICMI Pusat Muhammad Fajar Hasan pada Jumat (28/10/2022).

Ia menuturkan, jelang pemilu 2024, energi bangsa akan terkonsentrasi pada tahapan pemilu, baik sebagai partisipan pasif maupun sebagai kontestan masuk arena kompetisi sirkulasi kepemimpinan dan kekuasaan.

Sehingga, para pengusaha di Indonesia berharap konstelasi politik kekuasaan pada 2024  tidak mengoreksi iklim investasi di dalam negeri yang saat ini sudah berlangsung baik. 

Baca Juga: Realisasi Investasi di Pariaman Mencapai Rp 30 Miliar hingga Oktober 2022

Namun, justru dapat memberikan stimulus akan pergerakan atau percepatan investasi karena adanya jaminan stabilitas politik dalam negeri.

“Portofolio investasi dalam negeri trennya terus naik, pertanda pemodal dan pebisnis percaya dengan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia makin cerah dan menjanjikan," kata dia, dikutip dari Antara.

Ia mewanti-wanti, pengusaha juga harus bersiap menghadapi gelombang resesi global sebagai akibat dari ketidakpastian geopolitik global yang dipicu oleh perang Russia-Ukraina yang belum berkesudahan.

Meski ia meyakini dampak resesi tidak akan terasa di Indonesia khususnya pada sektor bisnis komoditas minerba karena perdagangan komoditas minerba khususnya nikel dan batu bara tidak terkoneksi penyebab utama resesi yaitu Rusia dan AS, ia tetap berharap para pengusaha bersiap dengan dampak resesi.

Menurut dia, dunia usaha harus tetap fokus pada core business masing-masing dan agak hati-hati serta kalkulatif ketika melakukan ekspansi bisnis. 

Baca Juga: Diisukan Bakal 'Pegat' di Pemilu 2024, KIB Justru Disebut Mau Tambah Anggota Baru, Siapa?

Selain juga perlu menghindari proyeksi bisnis spekulatif dan high risk karena jika pertumbuhan ekonomi masing-masing negara di dunia terkoreksi, secara otomatis akan mempengaruhi proyeksi investasi di negara mitra.

“Tetapi kita tidak perlu khawatir secara berlebihan karena fundamental ekonomi dalam negeri cukup kuat dan kinerja pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi makro dan mikro menggembirakan," pungkasnya.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI mencatat capaian realisasi investasi pada triwulan I (periode Januari-Maret)  2022 sebesar Rp282,4 triliun, lebih tinggi 28,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Capaian triwulan I 2022 juga meningkat 16,9 persen dibandingkan triwulan IV 2021. Capaian triwulan I 2022 itu berkontribusi sebesar 23,5 persen dari target realisasi yang dicanangkan sebesar Rp1.200 triliun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI