Rasio Utang Blibli Rendah, Analis: Menggambarkan Kemampuan Menuju Profitabilitas dan Dividen

Iwan Supriyatna Suara.Com
Jum'at, 28 Oktober 2022 | 06:24 WIB
Rasio Utang Blibli Rendah, Analis: Menggambarkan Kemampuan Menuju Profitabilitas dan Dividen
Ilustrasi Blibli. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) berencana menggunakan sebagian dana dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) untuk membayar utang senilai Rp5,5 triliun dan sisanya untuk modal kerja kegiatan usaha utama dan pengembangan usaha.

Berdasarkan prospektus awal yang telah dipublikasikan PT Global Digital Niaga Tbk, modal kerja akan dimanfaatkan untuk optimisasi penjualan dan pemasaran, pengembangan produk, pembiayaan kegiatan operasional (termasuk biaya pemeliharaan atau beban operasional lainnya), serta penambahan fasilitas pendukung usaha termasuk pemutakhiran teknologi.

Chief Financial Officer & Co-Founder Blibli, Hendry, menuturkan sebagian dana IPO senilai Rp5,5 triliun akan digunakan untuk fasilitas revolving loan.

“Pinjaman ini merupakan bagian dari proses bisnis yang normal (ordinary course of business) untuk modal kerja. Dana IPO memang dialokasikan untuk mendukung kegiatan utama perusahaan dan anak usaha juga, tiket.com," kata Hendry.

Baca Juga: Selain iBox dan Digimap, iPhone 14 Juga Bisa Dibeli via Blibli Nanti Malam

Penggunaan dana IPO ini juga digunakan Blibli untuk mengembangkan ekosistem omnichannel bersama tiket.com dan Ranch Market.

Menurut hasil riset dari PT Ajaib Sekuritas Asia, Blibli secara fundamental dalam performa kinerja cukup baik, yang tercermin dari rasio solvabilitas yang mencatatkan kinerja cukup sehat. Hal ini terefleksikan pada rasio utang terhadap aset  (debt to asset ratio/DAR) sebesar 0,45 kali.

Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) sebesar 0,82 kali mencerminkan Perseroan memiliki kinerja yang cukup sehat dan memiliki aset dan ekuitas yang positif. Semakin rendah rasio DER, maka profitabilitas perusahaan dan kemampuan untuk membayar utangnya diproyeksikan meningkat.

Umumnya, DER berbanding terbalik dengan dividen suatu emiten. Semakin rendah tingkat DER, maka komposisi utang semakin rendah yang berpengaruh pada semakin tingginya kemampuan emiten untuk membayarkan dividend payout ratio (DPR) kepada pemegang saham, sehingga rasio pembayaran dividen semakin tinggi.

Rasio DER yang rendah akan menambah tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan yang berakibat terhadap tingginya minat investor untuk berinvestasi. Investor cenderung mengapresiasi penggunaan dana IPO untuk ekspansi yang berdampak terhadap kinerja keuangan emiten di masa depan.

Baca Juga: Biadab! Gadis Asal Cianjur Diduga Disiksa, Digunduli Sampai Penglihatan Kabur, Majikan Diduga ASN Warga Jakpus

Berdasarkan hal tersebut, manajemen Blibli optimistis kinerja keuangan Perseroan akan terus tumbuh seiring upaya mendongkrak profitabilitas melalui berbagai pengembangan dan sinergi bisnis di dalam ekosistem omnichannel Blibli.

CEO PT Global Tiket Network (tiket.com), George Hendrata, mengatakan, "Integrasi dan sinergi Blibli, tiket.com dan Ranch Market diproyeksikan akan menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan berlaba positif dalam waktu singkat," kata George.

Potensi bisnis e-commerce, perjalanan dan gaya hidup (travel dan lifestyle), serta ritel kebutuhan sehari-hari (grocery retail) disebut sangat besar. Survey Euromonitor dan Frost & Sullivan mengungkapkan potensi ketiga segmen bisnis tersebut pada tahun 2025 dapat mencapai US$ 436 miliar atau setara Rp 6.746 triliun (kurs Rp 15.474).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI