The Fed Diprediksi Memperlambat Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Berpotensi Menguat

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 27 Oktober 2022 | 10:28 WIB
The Fed Diprediksi Memperlambat Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Berpotensi Menguat
Nilai tukar rupiah (Foto: antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (27/10/2022) berpotensi menguat di tengah isu perlambatan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed).

Pagi ini, rupiah terpantau melemah tipis 1 poin atau 0,01 persen ke posisi Rp15.564 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.563 per dolar AS.

Menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra, saat ini ekspektasi The Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga acuan pada Desember jadi pembahasan hangat.

"Ekspektasi ini mendorong pasar melepas aset dolar dan masuk lagi ke aset berisiko termasuk rupiah dan bisa mendorong penguatan nilai tukar rupiah lagi hari ini terhadap dolar AS," ujar Ariston.

Baca Juga: Kinerja Nilai Tukar Rupiah Masih Loyo Terhadap Dolar AS

Namun demikian, lanjut Ariston, di sisi lain pasar masih mewaspadai kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.

"Kekhawatiran ini mendorong kenaikan harga aset berisiko menjadi tertahan," kata Ariston kepada Antara.

Dengan data ekonomi yang kian melemah, The Fe diyakini akan memperlambat laju siklus kenaikan suku bunganya.

Sejumlah pengamat memperkirakan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) keempat kalinya berturut-turut pada pekan depan, tetapi ada spekulasi yang berkembang bahwa bank sentral akan memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 bps pada Desember.

Teori yang menyebut The Fed dapat mulai berubah arah pada Desember diperkuat oleh data pada Selasa (25/10) yang menunjukkan harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga KPR melemahkan permintaan.

Baca Juga: Suku Bunga Kredit Mulai Naik Imbas Kenaikan BI7DRR

Data penjualan rumah keluarga tunggal baru AS juga turun pada September dan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, mendukung pandangan bahwa kenaikan suku bunga The Fed sudah bekerja terhadap ekonomi terbesar di dunia itu.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak ke arah Rp15.500 per dolar AS dengan potensi resisten Rp15.600 per dolar AS.

Pada Rabu (26/10) lalu, rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,38 persen ke posisi Rp15.563 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.623 per dolar AS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI