Suara.com - Usai direnovasi besar-besaran sejak tahun 2020, Sarinah kini bertransformasi menjadi wadah industri kreatif tanah air yang menampilkan karya-karya terbaik di Indonesia. Wajah baru Sarinah ini juga menyediakan berbagai fasilitas di bidang kesenian seperti adanya ruang pameran, community gathering, hingga spot kuliner terbaru yang tawarkan jajanan dan makanan Nusantara atau yang dikenal dengan Pasar Nusantara.
Sejak dibuka pada 1 April 2022 kemarin, Pasar Nusantara langsung menarik minat pecinta kuliner Nusantara dengan konsep food court nya yang baru serta pilihan kuliner Nusantara yang berbeda-beda jenisnya.
Tidak hanya dari Jakarta, Pasar Nusantara juga menghadirkan kuliner khas dan legendaris dari berbagai daerah di Indonesia. Berbagai pilihan kuliner favorit tersebut diantaranya Gudeg Yu Djum, Kwetiau 28 Aho, Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Bebek Goreng Haji Yogi, Lontong Balap Bioskop Ria Surabaya, Empal Gentong Cirebon, dan masih banyak kuliner lainnya.
Meskipun bisnis food court sempat mengalami tantangan pada masa pandemi, namun pengelola Pasar Nusantara berhasil meyakinkan para tenant untuk bergabung dengan konsep unik yang ditawarkan.
Baca Juga: 9 Bisnis Kuliner Vlogger Indonesia, Ada yang Sukses Buka Cabang di Berbagai Kota!
General Manager Pasar Nusantara dari Orang Tua Group, Michael mengatakan dengan datang ke Pasar Nusantara pengunjung bisa merasakan seperti keliling Indonesia.
“Tidak perlu keliling Indonesia dengan biaya mahal untuk menikmati jajanan dan makanan Nusantara. Pasar Nusantara hadir menjadi one-stop center untuk menikmati makanan nusantara dari barat ke timur Indonesia,” kata Michael.
Menjalankan bisnis food court dengan 49 tenant yang berpusat bukan di Jakarta tentu saja menghadirkan tantangan tersendiri. Mengumpulkan dan mengelola laporan keuangan para tenant dirasa sulit oleh manajemen Pasar Nusantara. Untuk memastikan efisiensi operasional usaha, para tenant Pasar Nusantara yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia tersebut memilih menggunakan solusi pengembangan bisnis Online-to-Offline (O2O), yaitu Moka.
“Dari awal Kami memutuskan menggunakan Moka adalah supaya kita bisa tidur nyenyak, dan tidak banyak problem. Moka menyediakan sistem pengelolaan kasir yang terintegrasi atau sering disebut point-of-sales (POS) untuk seluruh tenant Pasar Nusantara. Dengan menggunakan perangkat berbasis cloud para pemilik usaha di Pasar Nusantara yang tidak berada di Jakarta tetap bisa memantau dan melihat laporan penjualan secara real time. Hal tersebut dinilai lebih efektif dan mempermudah para pemilik bisnis kuliner di Pasar Nusantara dalam mengelola usahanya,” ujar Michael.
Meskipun sempat ragu untuk mengadopsi platform digital, namun Michael mengatakan bahwa Moka terbukti efektif dalam membantu para pelaku usaha di Pasar Nusantara karena sistem dan aftersalesnya dianggap lebih baik dibandingkan aplikasi kasir digital lainnya.
Baca Juga: Gelaran Kopi Lampung Begawi 2022 di Sarinah Jakarta Tarik Minat Berbagai Kalangan
Michael juga menjelaskan lengkapnya fitur digital payment pada aplikasi Moka. Seperti penggunaan QRIS yang memungkinkan pembayaran menjadi lebih praktis dan cepat karena dengan satu kode QR saja dapat digunakan untuk melakukan pembayaran melalui mobile banking dan metode pembayaran non-tunai lainnya.
Dari segi keamanan, Moka menggunakan sistem QRIS dinamis yang membuatnya tidak terpaku pada satu link yang sama untuk dipakai berkali-kali.
Saat ini sudah terdapat 49 tenant makanan dan minuman nusantara yang sudah di kurasi oleh pengelola Pasar Nusantara di Sarinah.
“Sebagai wadah komunitas dan UMKM Indonesia, Sarinah melalui Pasar Nusantara diharapkan akan hadir juga di berbagai kota besar di Indonesia. Untuk itu, operasional bisnis multi-outlet tenant kuliner yang lebih efisien dimanapun mereka berada menjadi sangat krusial. Lewat fitur Moka yang real time, Kami yakin kami akan dapat senantiasa mendorong ekspansi bisnis Pasar Nusantara ke depan,” pungkas Michael.