Profil Rishi Sunak: Perdana Menteri Inggris Pertama Berdarah Asia

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 25 Oktober 2022 | 13:44 WIB
Profil Rishi Sunak: Perdana Menteri Inggris Pertama Berdarah Asia
Rishi Sunak [BBC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Profil Rishi Sunak menjadi sorotan dunia setelah mantan Menteri Keuangan Inggris ini memenangi pemilihan ketua Partai Konservatif yang tengah berkuasa di negara tersebut.

Dengan demikian, dia secara resmi bakal menggantikan Liz Truss untuk menduduki jabatan perdana menteri. Sebelumnya Truss hanya bertahan selama 45 hari di kursi tersebut. Truss memutuskan mundur karena dia mengaku tak mampu menunaikan tugasnya mengatasi kesulitan ekonomi warga Inggris. 

Kemenangan Sunak, 42, dipastikan pada Senin (24/10/2022) setelah saingan satu-satunya, Penny Mordaunt mundur dari kontestasi. Sejak awal pencalonan Sunak terus mendapat dukungan dari kolega-koleganya di Partai Konservatif. Dalam mekanisme pemilihan partai, calon ketua harus didukung sekurang-kurangnya 100 anggota parlemen dari Konservatif. Sunak mengantongi dukungan jauh melebihi batas minimal. 

Kini, Sunak tak sekadar menjadi perdana menteri. Profil Rishi Sunak akan mewakili para imigran yang datang ke Inggris. Dia adalah perdana menteri pertama yang berdarah Inggris-Asia. 

Baca Juga: Profil Rishi Sunak, PM Inggris Baru Berdarah Asia Pengganti Liz Truss

Orang tua Sunak datang ke Inggris dari Afrika Timur. Mereka berasal dari India. Sunak menjadi perdana menteri Inggris pertama yang memiliki darah Asia. Lahir di Southampton, Sunak tumbuh dengan bersekolah swasta, kemudian menempuh pendidikan tinggi di Universitas Oxford lalu Stanford.

Dia menjadi anggota parlemen pada 2015 dan meski hanya sedikit orang di Westminster pernah mendengar namanya, dia menjadi menteri keuangan pada Februari 2020.

Di masa awal jabatannya, dia sudah harus menghadapi pandemi, menghabiskan banyak uang untuk menjaga keberlangsungan perekonomian, yang melambungkan popularitasnya. Meski begitu, reputasinya sempat ternoda setelah adanya kontroversi soal pajak dari istrinya, dan tak lama dia juga didenda karena melanggar aturan karantina wilayah.

Untuk memenangi kursi perdana menteri kali ini, Sunak barus berhadapan dengan dua sosok besar lainnya. Salah satunya adalah Boris Johnson - yang dipaksa lengser dari kursi perdana menteri oleh rekan-rekan separtainya sendiri.

Meski begitu, masih ada sebagian anggota Tory yang kecewa dia mundur - dan mereka meyakini sekarang adalah waktu tepat untuk Johnson kembali. Salah satu pendukungnya di kabinet berkata, "dia penting untuk kita di 2019, dan dia penting untuk kita sekarang" - setengah bercanda mengatakan mereka sedang merancang "kebangkitan terbesar setelah Lazarus."

Baca Juga: Rishi Sunak: Siapa Dia dan Mengapa Mau Menjadi PM Inggris Sekarang?

Tapi bukan berarti ide ini dengan mudah diterima orang. Seorang mantan menteri berkata dengan penuh rasa khawatir karena separuh dari Partai Tory akan kesal dan 90% warga negara ini juga akan kesal.

Beberapa kalangan menyalahkan Sunak atas kejatuhan Johnson dan mungkin tidak akan pernah sepenuhnya menerima dirinya sebagai pemimpin. Seorang sumber berkata, "Ada bagian besar Partai Konservatif yang tidak mau bekerja di bawah Rishi."

Para pendukung Sunak dan Johnson sama-sama merasa lawan mereka tidak akan bisa mempersatukan partai

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI