Suara.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mendorong pelaku wisata desa dapat menemukan dan menggali potensi pengembangan desa di kawasan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP).
Upaya itu dilakukan lewat Pelatihan Pengembangan Kewirausahaan Desa Wisata yang dilaksanakan dalam dua tahap yakni pada 22-27 Oktober dan 23-28 Oktober 2022 untuk 20 Kampung/Desa Wisata, serta bertempat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Pelatihan kewirausahaan ini merupakan kegiatan yang termasuk dalam rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0 yang bertujuan mendukung peningkatan dan penyiapan Sumber Daya Menusia (SDM) andal dan profesional di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.
Acara ini jadi bagian dari Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), yang sebelumnya telah disampaikan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, mencakup 6 Destinasi Prioritas Pariwisata mulai dari Danau Toba, Borobudur-Yogyakarta-Prambanan, Bromo-Tengger-Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.
Baca Juga: 2022, 800 Pelaku Parekraf Akan Difasilitasi Dapatkan Sertifikasi SNI CHSE
“Melalui berbagai pelatihan yang diberikan, harapannya kampung atau desa wisata mampu terus berbenah diri meningkatkan keterampilan dan kapasitasnya, sehingga menjadi desa wisata mandiri, memiliki daya saing, serta menjadi lokomotif kebangkitan perekonomian di sektor parekraf,” tutur Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangannya, Senin (24/10/2022).
Kualitas dan kompetensi SDM pariwisata berperan signifikan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata, termasuk di desa wisata. Seperti dikatakan Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf, Martini Mohamad Paham pada kesempatan terpisah.
“Upaya mensinergikan desa dengan pariwisata, dapat dilakukan dengan pendekatan 3C (commitment, competence, champion). Yakni membangun komitmen pemerintah daerah, didukung kompetensi masyarakat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata. Kemudian champion yaitu dengan menciptakan agen perubahan melalui masyarakat unggul yang berkontribusi bagi perekonomian,” jelasnya.
Terkait champion dimaksud, terdapat 1 orang local champion yang dipilih dari setiap desa wisata yang mengikuti pelatihan. Local champion ini menjadi pemimpin dari 15 orang peserta atau perwakilan dari masing-masing desa wisata.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Florida Pardosi local champion, memiliki andil besar untuk pengembangan desa wisata menuju desa wisata mandiri. Tidak berhenti pada jenjang menimba ilmu, para local champion ini juga diharapkan dapat menyusun proposal project guna peningkatan kepariwisataan di desa masing-masing.
Baca Juga: Menparekraf Sandiaga Uno Buktikan ADWI Menjadi Program yang Tepat Sasaran dan Tepat Manfaat
“Para local champion diharapkan menyusun proposal atau project, bagaimana mereka menemukenali, mengindetifikasikan kebutuhan tiap desa wisata, sehingga mempunyai ‘keranjang belanja’ untuk desanya agar menjadi desa wisata mandiri,” paparnya.
Florida mendorong para peserta untuk memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan mengikuti 17 modul pelatihan, terlebih mengingat belum semua desa wisata di Indonesia bisa memperoleh kesempatan berharga ini.
Pesan ini juga menjadi harapan Husni Eko Prabowo dari Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta yang hadir pada pembukaan kegiatan. Selain menyampaikan apresiasi atas terpilihnya wilayah BYP sebagai lokasi pelatihan, Husni mengatakan bahwa pemilihan tersebut sangat tepat, karena pelaku pariwisata adalah aset penting bagi Kota Yogyakarta.
“Pelaku pariwisata di Yogyakarta menyadari bahwa hidup kami lebih banyak dari pariwisata. PAD (Pendapatan Asli Daerah) kami, 70 persen berasal dari sektor pariwisata. Kami tidak punya Sumber Daya Alam, jadi apa pun yang ada di kota Yogyakarta kami ingin jadikan sebagai destinasi. Sudah menjadi tekad kami bahwa sejengkal tanah pun di kota Yogyakarta bisa jadi destinasi wisata,” kata Husni.