Suara.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengkritik moda transportasi LRT Palembang. Menurut dia, proyek transportasi berbasis rel itu gagal karena pembangunannya berdasar tujuan politik, waktu itu ada Asian Games.
Bahkan, Ridwan menilai proyek senilai Rp9 triliun itu sepi penumpang. Namun belakangan, mantan wali kota Bandung itu meminta maaf kepada warga Palembang terkait kritikan pedasnya.
"Permohonan maaf kepada warga Palembang jika poin diskusi Studi Pembangunan di Jababeka terkait studi-studi kasus transportasi dianggap kurang berkenan," kata Emil dikutip dalam Instagram.
Lantas, apakah kritikan Emil benar bahwa LRT Palembang sepi penumpang?
Baca Juga: Listrik Padam, Penumpang LRT Palembang Turun Jalan Kaki di Rel
Menanggapi hal kritikan itu, Kabag Humas PT. KAI Divre III Palembang Aida Suryanti menyebut tren penumpang LRT Sumsel saat ini terus meningkat, adanya LRT Sumsel ini memberikan alternatif transportasi bagi masyarakat kota Palembang.
Adapun rata-rata penumpang harian bulan Oktober 2022 mencapai 9.666 penumpang setiap harinya dengan jumlah kumulatif hingga pertengahan Oktober ini sebanyak 2.328.970 penumpang.
"KAI Divre III sebagai operator bersama Balai Pengelola Kereta Api ringan Sumsel (BPKARSS) dan tentunya dukungan dari pemerintah serta stakeholder lainnya akan terus melakukan evaluasi dan menampung apa yang dibutuhkan masyarakat agar keberadaan LRT Sumsel menjadi suatu sistem transportasi publik bagi masyarakat kota Palembang," ujar Aida, Senin (24/10/2022).
Dia menuturkan untuk mengakomodir permintaan masyarakat mulai 5 September 2022 perjalanan LRT Sumsel bertambah menjadi 94 perjalanan dari sebelumnya 88 perjalanan setiap harinya dengan jam operasional hingga pukul 20.43 WIB.
Dengan waktu operasional LRT mulai jam 05 05 WIB, dan keberangkatan terakhir dari stasiun Bandara pukul 19.55 WIB tiba di stasiun DJKA pukul 20.43 WIB.
Baca Juga: Selama Ramadhan, Buka Puasa Diperbolehkan saat Berada di LRT Palembang
Sementara, 13 stasiun LRT Sumsel berada di sepanjang pusat kota Palembang melewati bandara SMB II, rumah sakit, sekolah, pusat perbelanjaan dan perdagangan, ikon kota Palembang jembatan Ampera dan Sungai Musi serta pusat olahraga merupakan daya tarik lain dalam menggunakan LRT Sumsel, dengan tarif Rp5.000 untuk antar stasiun selain stasiun Bandara dan 10000 untuk stasiun dari dan menuju bandara.
Sedangkan, tiga stasiun paling banyak naik turun penumpang bulan Oktober 2022, yaitu Stasiun Asrama Haji (36.028), Stasiun Ampera (26.482) dan Stasiun DJKA (25.259).
"Tren kenaikan ini karena banyak pengguna jasa yang memanfaatkan kartu berlangganan pelajar, mahasiswa maupun untuk pegawai serta mulai banyaknya aktivitas tatap muka," kata Aida.
“KAI Divre III sebagai operator bersama Balai Pengelola Kereta Api ringan Sumsel dan tentunya dukungan dari pemerintah serta stakeholder lainnya akan terus melakukan evaluasi dan menampung apa yang dibutuhkan masyarakat agar keberadaan LRT Sumsel menjadi suatu sistem transportasi publik bagi masyarakat kota Palembang dan mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan agar perjalanan menjadi lebih aman, sehat dan menyenangkan," katanya.