Suara.com - Penguatan UMKM dan UKM kian penting terutama dalam menghadapi potensi resesi sebagaimana disebut-sebut akan terjadi dalam waktu dekat ini. Salah satunya melalui sinergi dan kolaborasi seperti dilakukan PT Sari Kreasi Boga (SKB Food) Tbk (kode saham: RAFI) yang mengakuisisi sebagian kepemilikan PT Lazizaa Rahmat Semesta (LRS) sebagai upaya saling menguatkan satu sama lain.
SKB Food mengoptimalkan dana hasil IPO sebesar Rp16 miliar untuk mengambilalih 54% saham LRS. Selanjutnya, LRS didorong semakin ekspansif dengan dukungan permodalan dan manajemen serta Sumber Daya Manusia (SDM) dari SKB Food sehingga diharapkan semakin berkembang.
Pasca akuisisi ini LRS ditargetkan membuka 25 outlet Lazizaa baru dalam waktu dekat untuk menambah sekitar 50 outlet eksisting sejauh ini. Pada saat yang sama, SKB Food akan mengoptimalkan jalur distribusi di wilayah timur Indonesia yang sudah dimiliki Lazizaa untuk memasok bahan baku pangan secara lebih luas lagi.
“SKB Food walau bagaimanapun berangkat dari UMKM dan akan terus menjadi bagian dari UMKM Indonesia. Mengambilalih sebagian saham Lazizaa adalah salah satu bentuk implementasi untuk semakin menumbuhkan industri usaha kecil dan menengah nasional, khususnya bidang kuliner,” ucap Komisaris Utama SKB Food, Jadug Trimulyo Ainul Amri.
Baca Juga: Jadi Percontohan Penanggulangan Kemiskinan, Program Padat Karya Pemkot Surabaya
Jadug berharap sinergi yang terjadi antara SKB Food dan LRS ini menjadi inspirasi bagi pelaku UKM dan UMKM lainnya. Terutama dalam rangka saling memperluas pasar dan peningkatan konsistensi produk baik dari sisi kualitas maupun produksi.
“Tidak harus selalu kolaborasi atau sinergi antara pemilik modal dengan pemilik produk dan jasa. Bisa dilakukan antar pemilik produk dan jasa dengan memanfaatkan keunggulan jaringan pasar satu sama lain atau keunggulan lainnya,” terusnya.
Jadug yang merupakan entrepreneur muda (26 tahun) meyakini ada begitu banyak peluang dilakukannya sinergi strategis antar UMKM nasional sehingga menjadi kekuatan yang fundamental secara jangka panjang.
“UMKM dan UKM adalah kekuatan perekonomian Indonesia. Saling memperkuat di antara kita akan menjadi pondasi bangsa menghadapi ancaman resesi seperti disebut-sebut berpotensi terjadi dalam waktu dekat ini,” kata Jadug.
Hal ini juga sejalan dengan arahan pemerintah melalui Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S. Uno yang menyatakan UMKM merupakan solusi menghadapi potensi resesi ekonomi global yang diprediksi terjadi tahun 2023.
Baca Juga: Ela: Produk Hasil Bumi Harus Bangkit Bersama Kebangkitan UMKM Pasca Pandemi
"Potensi resesi, perlambatan ekonomi yang berujung kehilangannya penciptaan lapangan kerja dan bertambahnya pengangguran, mengatasinya dengan UMKM karena UMKM menciptakan 97 persen lapangan kerja," ucapnya, baru-baru ini.
Komisaris independen SKB Food Olivia Adriani menambahkan langkah sinergi antar UMKM dan UKM seperti dilakukan SKB Food dan LRS akan menumbuhkan konfidensi perekonomian Indonesia menghadapi ancaman resesi.
“Setelah terbukti mampu pulih secara cepat akibat Pandemi Covid-19, kami meyakini UMKM dan UKM Indonesia akan mampu membuktikan kekuatannya menghadapi ancaman baru potensi resesi kali ini,” yakinnya.